Liputan6.com, Jakarta - Kontroversi tak henti-hentinya keluar dari pernyataan Donald Trump. Terakhir, menurut informasi yang dihimpun dari Geek, Kamis (21/1/2016), ia memaksa Apple untuk memproduksi semua produknya di Amerika Serikat (AS).
"Kita akan meminta Apple untuk membuat komputer mereka dan hal-hal lainnya di negara ini, bukan di negara lain," kata Trump dalam pidato yang disampaikan di Liberty University di Virginia.
Padahal Apple diketahui sudah menjalankan sebagian proses produksinya di Amerika Serikat. Mac Pro, misalnya, memiliki pabrik sendiri di Austin, Texas.
Bahkan perusahaan yang saat ini dipimpin oleh Tim Cook ini mengklaim bahwa 31 dari 50 negara bagian menyediakan komponen, material, atau peralatan untuk membuat produk-produk Apple.
Rencana Trump merupakan bagian dari misinya yang lebih besar untuk membawa kembali uang dan berbagai pekerjaan ke AS. Trump sebelumnya telah mengusulkan tarif 45 persen untuk ekspor Tiongkok.
Baca Juga
Advertisement
Namun, masalah dengan rencana ini adalah, kebanyakan produsen teknologi dan perusahaan lainnya memiliki setup shop di pabrik-pabrik Tiongkok untuk membangun produk murah bagi konsumen AS.
"Kita harus menciptakan lapangan kerja. Kita harus kembali membawa pekerjaan dari Tiongkok, kita harus kembali membawa pekerjaan dari Jepang dan semua negara yang merobek kita," ujar Trump.
Trump percaya tren ini sehubungan dengan kegagalan dalam kepemimpinan Amerika untuk bernegosiasi secara tepat dengan perusahaan-perusahaan itu. Trump mengatakan, sumbangan kampanye adalah akar masalahnya.
Tapi ia cepat menunjukkan bahwa ia tidak ada di bawah bayang-bayang sumbangan siapa pun sebab ia mendanai kampanyenya sendiri. Dengan demikian, ia tidak akan berutang apa pun dan kepada siapa pun, jika ia terpilih.
Trump berencana untuk membuat proses di luar AS menjadi benar-benar mahal, dengan cara memberlakukan pajak 35 persen untuk setiap produk yang menyeberangi perbatasan Amerika dari luar negeri.
Yang menarik, Trump mengaku sebagai 'pedagang bebas', tapi pernyataan ini bertentangan dengan keyakinannya bahwa perusahaan-perusahaan Amerika tidak seharusnya memproduksi di mana saja, tetapi harus di Amerika.
"Perdagangan bebas adalah baik. Tapi kita harus melakukannya [memaksa mereka kembali ke AS, red.]. Atau kita tidak akan lagi memiliki sebuah negara," katanya.
(Why/Cas)