Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global.
Langkah ini dipicu beberapa faktor seperti anjloknya harga komoditas, Brazil yang terpaksa masuk ke dalam resesi karena kebuntuan politik, turunnya harga minyak dunia dan kenaikan kurs mata uang dolar.
IMF memperkirakan ekonomi global hanya akan tumbuh 3,4 persen tahun ini. Angka itu turun dari proyeksi sebelumnya 3,6 persen yang dinyatakan pada Oktober 2015.
Lembaga ini juga memangkas proyeksi untuk 2017 menjadi 3,6 persen dari ramalan 3,8 persen.
Proyeksi IMF memberikan sedikit angin segar di tengah awal yang suram bagi pasar keuangan di 2016. Indeks S&P 500 menyentuh level awal tahun terburuk sepanjang rekor, karena harga minyak dunia yang terjun bebas dan pengetatan kebijakan moneter AS.
"Tahun ini akan menjadi tahun yang penuh tantangan dan pembuat keputusan harus memikirkan ketahanan jangka pendek, juga cara mereka meningkatkan itu. Begitu juga mengenai langkah jangka panjangnya," ujar Kepala Ekonom IMF, Maurice Obstfeld dilansir dari CNN Money, Rabu (20/1/2016).
IMF memperkirakan ekonomi global tumbuh 3,1 persen tahun lalu. Level paling rendah sejak resesi 2009. Terjadi perlambatan pertumbuhan dari pasar negara maju dan berkembang sejak 5 tahun terakhir.
Baca Juga
Advertisement
IMF juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk negara berkembang dan maju ke level 4,3 persen tahun ini. Turun dari proyeksi yang dibuat pada Oktober lalu 4,5 persen. Revisi proyeksi tersebut naik jika dibanding pada proyeksi ekonomi global di 2015 di level 4 persen.
IMF tidak mengubah proyeksi ekonomi China tahun ini atau tetap di level 6,3 persen. Namun ekonomi Brazil diramal hanya akan tumbuh 2,5 persen, turun cukup besar dari ramalan sebelumnya yaitu 3,5 persen.
IMF berharap Rusia bisa merangkak tahun ini. Ekonomi Rusia diperkirakan naik 1 persen dari proyeksi 0,6 persen yang dibuat pada Oktober 2015 lalu.
Kemudian IMF juga memangkas proyeksi pertumbuhan Amerika Serikat menjadi 2,6 persen dari 2,8 persen sebelumnya.
Sama dengan Rusia, IMF juga menaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk negara-negara di kawasan Eropa pada 2016 ini. Ekonomi Eropa ditaksir bisa menyentuh level 1,7 persen, atau naik 0,1 persen dari ramalan yang dilakukan sebelumnya.
Sementara ramalan pertumbuhan ekonomi untuk Jepang dan Inggris tidak berubah, yaitu masing-masing 1 persen dan 2,2 persen.
IMF menegaskan kembali seruannya bagi kebijakan moneter untuk tetap longgar di negara maju. Negara yang menaikkan pengeluaran dan memungkinkan terjadinya reformasi struktural.(Zul/Nrm)