Liputan6.com, Ingolstadt - Iran telah terbebas dari sanksi internasional terkait dengan dugaan penggunaan energi nuklir. Kesempatan ini disambut banyak pihak. Salah satunya adalah Audi, pabrikan mobil mewah asal Jerman.
Melansir Reuters, Rabu (20/1/2016), Audi mengaku berminat untuk masuk ke pasar otomotif negara Timur Tengah itu. Ia mensinyalir pasar ini potensinya cukup baik bagi penjualan mobil-mobil mewah.
Baca Juga
Advertisement
Menurut Kamar Dagang dan Industri Jerman, Audi bahkan mungkin bisa mengekspor barang dengan nilai sekira 10 miliar euro atau sekira Rp 152,6 triliun.
Dijelaskan, baru-baru ini perusahaan induk Audi, Volkswagen (VW), baru saja menyambangi Iran. Tentu, perwakilan tersebut akan bertemu dengan beberapa pihak untuk membicarakan soal rencana ini sekaligus prospek bisnisnya.
Jika terealisasikan, maka inilah ekspor pertama Audi ke Iran. Pasalnya, sejak Revolusi Islam Iran bergulir pada 1979, Ayatollah Khomeini selaku pemimpin tertinggi menutup rapat keran impor, apalagi dari negara-negara Barat.
Sebelum Audi, BMW, merek mobil mewah lain yang juga berasal dari Jerman, telah terlebih dulu masuk ke sana. Mereka bahkan dilaporkan telah menandatangani nota kesepahaman dengan perusahaan partnernya, Khodro Diesel dan Mammut Group.