Cerita Naga Sungai Musi Keluar Saat Gerhana Matahari Total

Kehadiran naga tersebut dipercaya bakal memakan matahari di atas langit.

oleh Nefri Inge diperbarui 20 Jan 2016, 20:27 WIB
Kehadiran naga tersebut dipercaya bakal memakan matahari di atas langit.

Liputan6.com, Palembang - Cerita rakyat mengenai naga di bentangan Sungai Musi, Kota Palembang, ternyata bersangkutan pula dengan munculnya Gerhana Matahari Total (GMT) yang akan terlihat jelas di  di Sumatera Selatan pada 9 Maret 2016 mendatang.

Konon, ada naga dari dalam Sungai Musi yang akan muncul saat gerhana mahatari. Kehadiran naga tersebut dipercaya bakal memakan matahari di atas langit.

"Selain memantau pergerakan dan titik koordinat, kita juga melihat aspek sosial budaya, yaitu kepercayaan masyarakat," ucap peneliti Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (Lapan) Syaiful Amdi, di Palembang, Rabu (20/1/2016).

Dia menjelaskan nantinya akan ada upacara adat tentang kepercayaan kepada matahari dengan munculnya naga yang menelan matahari.

"Ini cerita rakyat yang juga kita lihat dengan segi pengetahuan," sambung Syaiful.

Tim Lapan kemarin pagi mengobservasi dan memantau pergerakan dan titik koordinat akan terjadinya fenomena alam GMT di atas Jembatan Ampera, Kota Palembang. 3 anggota tim dari Lapan turun langsung memantau pergerakan matahari mulai dari terbit sampai berada di atas langit.

Di Sumatera Selatan, ada beberapa kabupaten yang dilintasi oleh GMT, yaitu di kota Palembang,  Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Kabupaten Lubuk Linggau, Kota Prabumulih.

Ada juga daerah lainnya seperti Sungsang, Babattaman, Sekayu, Kayu Agung dan Indralaya. Astronom Pusat Sains Antariksa Lapan Farahhati Mumtahana mengatakan tim Lapan melihat dengan teleskop Fixnfc 200 dari Jepang.

"Kita menggunakan tracking yang bisa melihat pergerakan matahari otomatis dari awal terbit sampai ke atas," ujar Farahhati.

Ia menjelaskan, perencanaan matang ini digunakan untuk menghindari dampak-dampak terburuk saat fenomena terjadi. Terutama, menentukan tempat terbaik untuk melihat GMT agar tidak tertutup gedung.

"Seperti di Jembatan Ampera, Pulau Kemarau, Bukit Siguntang. Kawasan hotel-hotel juga bisa menjadi lokasi pemantauan Gerhana Matahari Total, seperti di balkon outdoor," papar Farahhati.

Pada Rabu ini, Tim Lapan melanjutkan peninjauan dari pukul 06.20 WIB, dengan gerhana pun dimulai sekitar 07.20 WIB sekitar 1 menit 50 detik, di area Danau Sky Air, Jakabaring Sport City (JSC) Palembang.

Sementara itu Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Kadisbudpar) Sumsel Irene Camelyn Sinaga mengungkapkan, GMT menjadi salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Sumatera Selatan, khususnya Kota Palembang.

"Banyak yang tertarik, bahkan travel agent juga menyiapkan paket kunjungan saat Gerhana Matahari Total di sini. Kita mengharapkan, banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang berkunjung ke Sumsel saat fenomena alam ini terjadi," urai Irene.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya