Liputan6.com, Jakarta - Tren perlambatan penjualan perangkat keras (hardware) tampaknya akan terus berlanjut. Sebab, menurut riset terbaru Gartner, total penjualan perangkat (device) hanya naik 1,9 persen menjadi 2,4 miliar unit pada 2016.
Sebagaimana dikutip dari Techcrunch, Kamis (21/1/2016), riset terbaru ini mengungkap prediksi penjualan device yang mencakup PC, tablet, 'ultramobile', dan smartphone.
Tak hanya itu, Gartner memperkirakan bahwa pemain bisnis device akan mengalami penurunan marjin. Hal ini dipicu dari penurunan total penjualan device untuk pertama kalinya sejak 2010.
Secara nilai, pertumbuhan penjualan device turun 0,5 persen menjadi US$ 667 miliar, karena faktor penurunan harga ponsel dan kehadiran perangkat pintar (smart device). Sebagai perbandingan, pengapalan device naik 2,7 persen pada tahun lalu.
Terungkap pula dalam riset ini bahwa peralihan bisnis komputasi akan bergeser dari perangkat PC (dekstop, laptop dengan keyboard) ke smartphone dan tablet. Perangkat mobile akan menggeser pengapalan PC sebesar delapan kali lipat, atau setara pergeseran kenaikan pertumbuhan 2,6 persen.
Smartphone memang bakal memimpin dengan dominasi 82 persen dari total pengapalan ponsel, atau naik 12 persen dari sebelumnya.
"Pengguna juga mengganti perangkat smartphone lama mereka tanpa harus mengganti ke high-end smartphone. Hal ini terjadi di Tiongkok dan negara berkembang lainnya," ujar Roberta Cozza, Research Director Gartner.
Baca Juga
Advertisement
Sementara itu, brand besar seperti Apple, Samsung, dan Xiaomi diestimasi terus mendominasi pasar dengan volume penjualan mereka, sedangkan pemain kecil perlahan-lahan akan meninggalkan pasar.
Lebih lanjut, meski menurun 1 persen di 2016, pasar PC diprediksi naik di 2017 menjadi 4 persen. Kenaikan ini dipicu oleh kehadiran perangkat PC 'ultramobile' yang memiliki spesifikasi sangat tipis dan ringan.
"Perangkat ultramobile yang premium diprediksi akan mendorong pasar PC dengan sistem operasi Windows 10 dan dibekali dengan proses Intel Skylake," ujar Ranjit Atwal, Research Director Gartner.
Riset ini dilakukan pada kuartal IV 2015 di enam negara, Brasil, Tiongkok, India, Prancis, Inggris dan Amerika Serikat. Ada 3.000 responden yang mendukung riset tersebut.
(Cas/Isk)