Bahas Bullying, Jokowi Minta KPI Saring Tayangan Tak Ramah Anak

Presiden Jokowi menyebut kasus kekerasan terhadap anak ibarat fenomena gunung es.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 20 Jan 2016, 18:42 WIB
Presiden Jokowi. (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat terbatas bersama dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan Komnas Perlindungan Anak (PA). Rapat itu membahas mengenai pencegahan kasus kekerasan terhadap anak.

Diawal pengantar rapat tersebut, Presiden Jokowi menyebut kasus kekerasan terhadap anak ibarat fenomena gunung es. Tindakan bullying  anak baik dalam bentuk kekerasan seksual, fisik, ataupun psikis  dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan.

"Dan saya melihat kasus ini seperti fenomena gunung es di permukaan," ujar Jokowi saat membuka rapat di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu (20/1/2016).‎

Ia menjelaskan, berdasarkan laporan KPAI, sejak pertengahan tahun 2011 hingga 2014 saja, aduan kasus kekerasan terhadap anak jumlahnya mencapai 369 aduan. Jokowi meyakini jumlah kasus kekerasan terhadap anak yang tidak terlaporkan masih sangat banyak.

"Untuk itu diperlukan perhatian semua pihak untuk mencegah dan untuk menangani kasus-kasus bullying. Kuncinya terletak pada mengedukasi masyarakat, keluarga, dan pada anak-anak untuk ikut menjadi bagian dari pencegahan bagian dari pemantauan dan bagian dari pengawasan," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Jokowi juga meminta agar Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) lebih memperketat dan menyaring siaran televisi yang dianggap dapat memberikan dampak buruk bagi anak. ‎"Saya minta KPI untuk mempertegas aturan pertelevisian nasional sehingga dapat memberikan flter menyaring tayangan TV yang tidak ramah kepada anak," tegas Jokowi.

Ia juga meminta agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan lebih aktif mengkampanyekan anti-bullying terhadap anak. ‎"Saya minta kepada Mendikbud untuk gencar mengkampanyekan anti-bullying di sekolah. Penguatan pendidikan karakter budi pekerti kepada anak," pungkas Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya