Harga Minyak Turun Lagi ke Level US$ 27 per Barel

Harga minyak beberapa waktu lalu sempat mengarah ke level positif atau naik setelah terus menerus turun.

oleh Zulfi Suhendra diperbarui 21 Jan 2016, 06:40 WIB
Penguatan dolar dan produksi minyak Rusia serta ekspor Irak tinggi membuat harga minyak dunia merosot 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak beberapa waktu lalu sempat mengarah ke level positif atau naik setelah terus menerus turun. Namun kini harga komoditas tersebut kembali tergelincir menuju ke level paling rendah sejak 2003.

Dilansir dari CNBC, Kamis (21/1/2016), harga minyak untuk pengiriman Maret saja turun 1,5 persen. Turunnya harga minyak dipicu karena kekhawatiran kelebihan pasokan akan berlangsung lebih lama lagi.

Harga minyak acuan Amerika Serikat West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Februari berada di level US$ 26,55 per barel atau turun US$ 1,91 atau 6,71 persen, meski harga tersebut naik sedikit dari perdagangan harian di level US$ 26,19. Harga ini adalah harga paling rendah sejak Mei 2003.

Sementara harga minyak acuan Brent juga turun 91 sen ke level US$ 27,87 per barel, naik tipis dari perdagangan harian US$ 27,1 per barel.

Penurunan harga minyak lebih dari 25 persen sepanjang tahun ini telah membuat para pengebor minyak terpukul, namun mereka terus memproduksi minyak ke pasar yang kini tengah kelebihan pasokan.

Permintaan Venezuela untuk pertemuan darurat OPEC untuk membahas langkah-langkah dalam menopang harga tidak membendung penurunan. Delegasi lain menolak gagasan, dan permintaan sebelumnya dari Caracas tak ada hasilnya.

"Anda perlu harga rendah untuk memperlambat shale jauh lebih cepat," kata Bjarne Schieldrop, analis komoditas utama dengan SEB di Oslo. (Zul/Ahm)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya