Liputan6.com, Jakarta - PT Pindad (Persero), salah satu industri pertahanan dan persenjataan dalam negeri, tengah membidik Timur Tengah sebagai langkah untuk memperluas pasar ekspornya. Salah satu produknya yang akan digenjot adalah Panser Badak.
Direktur Utama Pindad, Silmy Karim, mengatakan Panser Badak merupakan panser varian terbaru buatan PT Pindad (Persero) yang saat ini tengah memasuki tahap sertifikasi dari Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat.
Bila lolos sertifikasi, Panser Badak akan mulai diproduksi massal pada triwulan I-2016. Panser Badak yang menggunakan Cannon 90 mm ini diberi nama oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam perhelatan Indo Defence 2014 lalu.
"Kami membidik penjualan ekspor yang potensinya mencapai US$ 300 juta dalam dua tahun ke depan. Pasar yang bagus adalah Timur Tengah dan kami siap membuat prototipenya," ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Silmy juga mengungkapkan pada tahun ini Pindad menargetkan akan meluncurkan satu produk pada setiap triwulan. Selain Panser Badak, Pindad juga akan meluncurkan tank boat dengan (panser) Canon 105 milimeter dan senapan serbu terbaru SSX 7.62 mm.
"Pada tahun ini Pindad menargetkan penjualan sebesar Rp 3 triliun," kata dia.
Target yang ingin dicapai oleh Pindah ini pun mendapatkan sambutan baik dari Menteri Perindustrian Saleh Husin. Menurut dia, pemerintah memang berambisi memacu industri pertahanan dan persenjataan lokal. Penguatan dilakukan dengan mendongkrak pembelian produk pertahanan dari industri dalam negeri.
Menurut dia, langkah itu sekaligus wujud keberpihakan pemerintah terhadap industri domestik yang sekaligus memaksimalkan kapasitas produksi, membuka lapangan kerja, dan menghemat devisa karena tidak perlu mengimpor alat utama sistem senjata (alutsista).
Saleh juga menilai berkembangnya industri pertahanan bakal memacu industri terkait lainnya, seperti komponen dan baja, baik di hulu hingga hilir, termasuk stainless steel yang akan terserap dalam proses produksi.
"Inilah nilai strategisnya industri ini. Kita lebih mandiri, menghemat devisa, menguasai teknologi, memperluas mitra global dan meningkatkan komponen lokal," kata dia.