Seberapa Lincah Yamaha Aerox 125 LC? Begini Performanya

Dalam sesi test ride Yamaha Aerox 125 LC ini, Liputan6.com mendapat kesempatan menggebernya dalam dua putaran di sirkuit Sentul.

oleh Septian Pamungkas diperbarui 21 Jan 2016, 18:54 WIB
Dalam sesi test ride Yamaha Aerox 125 LC ini, Liputan6.com mendapat kesempatan dua putaran.

Liputan6.com, Jakarta - Usai prosesi peluncuran, PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memberikan kesempatan kepada awak media untuk test ride Yamaha Aerox 125 LC di Sirkuit International Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam sesi ini, Liputan6.com mendapat kesempatan dua putaran.

Sebelum membahas seputar test ride, ada hal menarik dalam sesi ini, yakni Presiden Direktur YIMM Minoru Morimoto menjadi leader atau kepala rombongan. Ini merupakan momen langka, karena seorang petinggi dari perusahaan besar mau berpanas-panasan ria di lintasan balap dan ia juga terlihat nyaman berbaur dengan tamu yang hadir, seperti awak media, blogger ataupun komunitas sepeda motor.

Foto dok. Liputan6.com


Meski usianya tak lagi muda, 56 tahun, ia terlihat sangat lihai dalam mengendarai Aerox. Dunia balap memang sangat lekat dalam dirinya. Ia pernah menjadi starter dan finisher di ajang Suzuka 8 Hours pada 1999 silam.

Morimoto terlihat begitu hafal racing line di Sirkuit kebanggaan masyarakat Indonesia, sesekali ia memperlihatkan skill balapnya saat memasuki tikungan. Di area slalom ia juga nampak bersemangat. Belokan-belokan patah dapat dengan mudah ditaklukan pria kelahiran Osaka, Jepang.

Oke, rasanya sudah cukup membahas Morimoto San. Kini giliran Yamaha Aerox 125 LC yang dikomentari.


Desain

Skutik ini memiliki tampilan yang sporty, hal itu bisa dilihat dari desain body yang terinspirasi dari motor supersport Yamaha.


Jujur, Liputan6.com tidak merasakan sesuatu yang spesial pada skutik baru ini. Rasanya nyaris serupa saat menunggangi Yamaha GT 125 Eagle Eye ataupun Xeon RC.

Dari segi desain, Aerox menawarkan perbedaan dengan desain yang lebih sporty. Yamaha mengklaim inspirasi desain Aerox berasal dari model supersport. Sudut-sudut tajam yang memberikan kesan agresif begitu mencolok mulai dari depan hingga buritan.

Air duct Yamaha YZF-M1 disebut-sebut sebagai sumber inspirasi desain lampu depan Aerox yang telah menggunakan LED. Seperti layaknya motor sport, lampu sen depan dan belakang pun dibuat terpisah.

Foto dok. Liputan6.com


Menariknya, bagian sayap skutik ini terdapat sirip atau winglet yang biasa menempel pada motor balap yang berlaga di ajang MotoGP. Sayangnya, sayap yang cenderung memanjang ini membuat ruang kaki terasa sempit khususnya bagi yang memiliki kaki panjang.

Area batang kemudi Aerox mirip dengan X-Ride yang telanjang. Model speedometer-nya pun mirip dengan skutik berkarakter offroad tersebut. Sementara bagian kunci telah mengaplikasi Smart Key Shutter yang multifungsi dan aman. Selain bisa digunakan sebagai kunci kontak, juga berguna sebagai akses ke bagasi atau membuka jok, dan pengaman saat parkir.

Desain jok Aerox tidak seperti skutik Yamaha pada umumnya. Lebih sporty, bro. Ada benjolan di bagian tengah agar yang dibonceng tidak merosot ke depan. Sisi samping jok untuk pengemudi dibuat tipis agar enak dijepit paha.


Handling dan Performa

Dalam sesi test ride Yamaha Aerox 125 LC ini, Liputan6.com mendapat kesempatan dua putaran.


Bagaimana dengan handling-nya? Yamaha Aerox tergolong skutik lincah. Tidak jauh beda dengan GT 125, skutik ini memiliki dimensi panjang 1.857mm, lebar 742 mm dan tinggi 1.070 mm serta jarak sumbu roda 1.265 mm.

Menggunakan ban depan berukuran 70/90-14M/C 34P dan 100/70-14M/C 51P di belakang membuat motor ini terasa nyaman saat menikung. Tapak ban belakang yang lebar memberikan kepercayaan diri ketika cornering.

Foto dok. Liputan6.com


Kelincahan Aerox dapat dirasakan saat berada di area slalom. Jalan berkelok-kelok dengan sudut bervariasi, skutik ini mudah dikendalikan. Keluar masuk tikunganpun terasa enteng berkat dorongan yang berasal dari mesin 125 cc liquid cooled.

Menyoal kecepatan, Liputan6.com hanya mampu mencapai antara 95-100 km/jam. Bobot bisa mempengaruhi kecepatan yang kami raih. Maklum saja, dengan bobot 90 kg rasanya sulit untuk berlari lebih kencang. Beberapa rekan jurnalis yang bertubuh kecil bahkan mengaku sempat menembus 110 km/jam.

Sekadar catatan, untuk tarikan awal sampai putaran tengah, tenaga yang dihempaskan Aerox cukup nonjok. Sementara putaran atasnya cenderung datar.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya