Liputan6.com, Kalimantan Timur - Ratusan orang keluarga eks anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dipulangkan ke daerah asal dengan kapal milik TNI Angkatan Laut hari ini. Sementara itu, jumlah eks Gafatar yang diungsikan dari permukiman mereka terus bertambah.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Kamis (21/1/2016), ratusan orang keluarga eks Gafatar saat ini ditampung di markas perbekalan dan angkutan Kodam 12 Tanjung Pura, Pontianak, Kalimantan Barat. Mereka diamankan di tempat ini setelah kamp hunian mereka di Moton Panjang, Mempawah dibakar warga lokal.
Kamis sore ini, mereka akan dipulangkan ke daerah asal di Pulau Jawa melalui pelabuhan Tanjung Emas, Semarang. Mereka akan diangkut dengan kapal milik TNI Angkatan Laut, KRI Gilimanuk, yang dijadwalkan tiba di Pontianak hari ini.
Baca Juga
Advertisement
Untuk mengantisipasi tindakan anarkis terhadap eks pengikut Gafatar seperti pembakaran kamp di Mempawah, Pemda Kalimantan Barat sudah mengevakuasi mereka ke tempat aman.
Rabu petang 20 Januari, ratusan orang keluarga eks Gafatar yang bermukim di Desa Limbung, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya diungsikan ke markas Kompi Senapan B, Wanara Sakti, Pontianak.
Akan tetapi evakuasi itu ternyata justru disesalkan sebagian eks Gafatar, karena situasi di permukiman mereka di Kubu Raya selama ini aman.
Situasi jauh berbeda, dirasakan eks pengikut Gafatar di pedalaman Kalimantan Timur. Di Desa Loleng, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara, 40 keluarga eks Gafatar hidup tenang di 24 rumah yang baru mereka bangun. Sudah 5 bulan mereka tinggal di sini. Umumnya mereka berasal dari Sulawesi Selatan dan Yogyakarta. Sehari hari mereka bercocok tanam.
Mereka menegaskan, sudah keluar dari Gafatar dan tinggal di wilayah tersebut agar bisa hidup teratu tanpa melanggar hukum. Dalam waktu dekat, 8 keluarga eks Gafatar akan datang untuk bergabung mereka di Desa Loleng.