Liputan6.com, Jakarta - Penggunaan bahan bakar dituding sebagai penentu boros tidaknya sebuah kendaraan. Stigma tersebut dengan tegas dibantah oleh Pertamina sebagai perusahaan penyedia bahan bakar minyak (BBM) untuk kendaraan bermotor.
Amrinal Ramli Comercial Retail Fuel Marketing Pertamina mengatakan hemat tidaknya konsumsi bahan bakar sebuah kendaraan tidak ditentukan oleh bahan bakar yang digunakan melainkan oleh kecepatan. Bahkan ban berkontribusi sebesar tujuh persen dalam menentukan konsumsi bahan bakar.
"Kalau BBM sendiri hanya 2-3 persen dalam menghemat konsumsi bahan bakar sebuah kendaraan," katanya di diskusi Curhat Otomotif 2016 bertajuk "Menuju Industri Otomotif Indonesia Semakin Hijau" di Jakarta, Kamis (21/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Oleh karena itu ia menyarankan kepada pemilik kendaraan yang menggunakan bensin jenis Premium dan solar. Alternatifnya, pengguna disarankan beralih ke Pertamax atau Pertadex yang telah mengandung zat aditif Ecosave Technology Formula.
Zat aditif ini memberikan keuntungan berupa corrosion inhibitor (pencegah karat), detergency (pembersih mesin), dan demulsifier (pencegah kontaminasi air).
Ia juga menyatakan, penghapusan BBM bersubsidi bukan wewenang Pertamina. Semua keputusan ada tidaknya Premium ada di tangan pemerintah.
"Pada dasarnya bukan Pertamina yang menentukan apakah 88 tetap ada atau tidak karena semua ketentuan ada di pemerintah. Kami melihat fenomena bahwa teknologi mesin sekarang ini sudah kian berkembang, dan 88 sudah ketinggalan, jadul."
"Jadi jangan pakai Premium atau solar lagi untuk mendukung Indonesia yang semakin hijau," tandasnya.