Liputan6.com, York - Dari tahun 2004 hingga 2005, sekitar 80 tulang belulang ditemukan di sebuah taman rumah di Driffeld Terrace. Menjadikannya misteri yang membayangi kota York, Inggris selama puluhan tahun.
Tulang belulang yang ditemukan diduga berasal dari abad pertama dan keempat Masehi, ketika York dikuasai kerjaan Romawi.
Dilansir c-net.com, Rabu (20/1/2016), peneliti menemukan bahwa sejumlah tulang belulang memiliki kejanggalan. 75 tulang diyakini milik pria dewasa di bawah usia 45 tahun, dengan tinggi badan satu inci lebih tinggi dari rata-rata orang Romawi serta memiliki tubuh kekar.
Hanya dengan melihat demografi itu, terbilang aneh untuk sebuah pemakaman Romawi pada era tersebut. Tapi, yang lebih mengherankan lagi adalah posisi tulang belulang ditemukan.
Kepala tidak pada tempatnya, ada yang diletakkan pada bagian dada dan di antara kaki jasad.
Pada tahun 2010, ditemukan bukti menguatkan bahwa jasad-jasad tersebut merupakan gladiator, petarung bersenjata yang melakukan pertarungan untuk menghibur para penonton di Republik Romawi dan Kekaisaran Romawi.
Melalui penelitian forensik, ditemukan salah satu kepala pria yang diduga terputus digigit hewan karnivora seperti harimau atau beruang -- umumnya binatang itu diadu dengan gladiator dalam arena.
Tulang belulang lainnya memperlihatkan tanda-tanda pukulan benda keras seperti palu pada bagian kepala, mengindikasikan metode bernama mercy kiling atau pembunuhan berdasarkan belas kasihan yang diarahkan kepada petarung yang terluka parah.
Baca Juga
Advertisement
Melalui penelitian lanjutan, ilmuwan menemukan bahwa tangan kanan mereka lebih kuat daripada tangan kiri -- umum ditemukan pada budak yang dilatih sejak kecil untuk bertarung dalam arena.
Selain itu, sisa-sisa tulang juga menemukan bukti dari stres pada masa anak-anak dan deprivasi yang sudah ditemukan pada jasad budak gladiator sebelumnya.
Tim dari Trinity College Dublin dipimpin oleh Dan Bradley, seorang profesor populasi genetika, telah memilih 7 tulang dari 80 yang ditemukan untuk melakukan analisa genom. Penelitian mereka dituang ke dalam jurnal Nature Communications.
"Melalui penelitian arkeologi dan osteologi tulang belulang dapat memberikan sedikit cerita, namun analisis genom dan isotop dapat memberikan petunjuk terhadap asal-usul mereka. Dan itu menjadi langkah besar ke depannya," ungkap Christine McDonnell, Head of Curatorial and Archive Services for York Archaeological Trust yang menemukan tulang belulang tersebut.
Sebagian besar tulang yang diambil sampelnya memiliki genom serupa dengan sisa jasad seorang wanita dari Zaman Besi dari Melton di Timur Yorkshire. Hal ini memberikan sugesti bahwa sejumlah pria yang ditemukan sudah lama hidup di Inggris.
Sementara indikasi isotop rendah mengemukakan bahwa sebagian telah mengawali hidup mereka di negara lain, tapi sudah berada di Inggris sejak kecil.
Di antaranya, ada pria yang memiliki mata cokelat dan berambut hitam, sementara satu diketahui berambut pirang dan mata biru, memberikan indikasi warisan Anglo Saxon.
Namun, 1 dari 7 tulang itu memberikan sebuah kejutan. Analisis genom mengklaim bahwa itu adalah milik seorang pria berasal dari Timur Tengah, besar di negara yang sekarang ini dikenal sebagai Palestina, Yordania dan Suriah. Dugaan memperlihatkan bahwa pria tersebut bermigrasi ke Inggris ketika sudah dewasa.
Namun tidak diketahui apakah pria tersebut seorang gladiator atau bukan. Meskipun menurut demografis menemukan bahwa lokasi pemakaman diduga sebagai kuburan gladiator di Ephesus. Ada kemungkinan juga bahwa pria tersebut adalah tentara kerajaan Romawi.
"Dari semua identitas dari jasad misterius tak berkepala Romawi dari York, sampel yang dikumpulkan memberikan bukti bahwa gen dari ketujuh tulang yang diteliti memberikan indikasi bahwa keenam di antaranya adalah warga Inggris dengan salah satunya berasal dari Timur Tengah," ungkap Bradley.
"Hal ini membuktikan karakter yang meluas dari kerajaan Romawi hingga jangkauannya ke bagian utara."