Liputan6.com, Surabaya - Kendati berstatus Siaga, Gunung Bromo diharapkan tetap mengundang daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Paket wisata erupsi Bromo bahkan ditawarkan pemerintah setempat yang sekaligus memberikan jaminan bahwa gunung setinggi 2.329 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut aman dikunjungi.
"Masih banyak destinasi wisata di sana meski lautan pasir tak bisa dikunjungi. Silakan datang untuk menikmati paket wisata erupsi Bromo," ucap Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Probolinggo Tatok Krismahendro di sela pertemuan di Kantor Penerangan Kodam V/Brawijaya di Surabaya, Jawa Timur, seperti dilansir Antara, Kamis (21/1/2016).
Menurut dia, pemandangan Gunung Bromo dari jauh tidak kalah eksotis dibandingkan dari jarak dekat, termasuk paket wisata menikmati hasil panen dan keindahan matahari terbit.
Baca Juga
Advertisement
"Bagi wisatawan rombongan, baik dari dalam maupun luar negeri, tentu ada pendamping dan ditunjukkan bagaimana keindahan Bromo saat erupsi. Apalagi fenomena ini terjadi 5 tahun sekali," ujar Tatok.
Ketua Forum Komunitas Pelaku Wisata Gunung Bromo, Supoyo mengakui, sejumlah lokasi wisata di luar lautan pasir mulai dipadati pengunjung. 1 di antaranya di Bukit SPY atau Seruni Point.
Di sana, imbuh dia, wisatawan dapat melihat hamparan pasir yang terbentang luas mempertunjukkan pesona alam indah, disertai keindahan kawah dengan kepulan asapnya.
Kombinasi Pesona Pegunungan
"Wisatawan juga dapat melihat keindahan Gunung Semeru secara bersamaan dan menghasilkan kombinasi pesona pegunungan Tengger yang menakjubkan," ujar anggota DPRD Kabupaten Probolinggo tersebut.
Adapun dalam pertemuan yang turut dihadiri tim Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) tersebut, Komandan Kodim 0820 Probolinggo Letkol Inf Hendhi Yustian mengaku siap memberikan keamanan dan menjamin kenyamanan wisatawan.
"TNI, Polri dan petugas menjamin keamanan para wisatawan. Silakan datang dan nikmati keindahan Bromo saat erupsi," kata Hendhi.
Kepala Bidang Wilayah I Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Farianna Prabandari mengakui terjadi penurunan wisatawan, khususnya asal mancanegara, sejak ditetapkannya status Siaga pada Oktober 2015 dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Ia mencatat pada Oktober 2014, jumlah pengunjung yang masuk melalui Cemoro Lawang, Wonokitri dan Tumpang berjumlah 2.473 orang. Selanjutnya pada November 2014, berjumlah 1.273 orang dan Desember 2014 mencapai 1.086 wisatawan.
Sedangkan pada Oktober 2015, jumlah pengunjung yang masuk melalui tempat sama yaitu berjumlah 1.479 orang. Kemudian pada November 2015, berjumlah 915 orang dan Desember dengan 318 pengunjung.