Liputan6.com, Jakarta - Tercatat sebanyak 1.117 mantan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari Desa Moton, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat masih mendapat pengawasan khusus dari kepolisian.
Pengawasan khusus ini guna mencegah aksi anarkis susulan dari warga sekitar, yang menolak keberadaan ormas tersebut di wilayahnya.
"Masih ada 1.100-an, anjuran Presiden di rapat terbatas kemarin untuk dilakukan pengawasan khusus," kata Wakapolri Komjen Budi Gunawan di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Jumat (22/1/2016).
Sedangkan 1.227 lainnya, Budi menerangkan, sudah mulai dikembalikan ke sejumlah daerah asal di Pulau Jawa.
Baca Juga
Advertisement
"Sebagian dari 1.227 sudah dikembalikan. Artinya, sudah kembali ke Jawa," kata dia.
Menurut Budi, terkait pembakaran permukiman eks pengikut Gafatar, pihaknya masih menangani hal tersebut. Namun yang difokuskan saat ini, mengevakuasi eks pengikut organisasi tersebut.
"Mempawah kita tunggu perkembangannya. Kita fokus nomor satu, penyelamatan keluarga dan evakuasi. Pembinaan dan lain-lain," pungkas Budi.
Pada Selasa 19 Januari 2016, ratusan orang yang mengaku mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) di Desa Moton, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat terusir, lantaran permukiman mereka dibakar warga.
Warga menolak keberadaan mereka karena banyaknya orang yang hilang di berbagai daerah, yang diduga terkait organisasi Gafatar. Mereka akhirnya ditampung di berbagai penampungan untuk dipulangkan ke daerah asal mereka.