Liputan6.com, Jakarta - Meskipun sudah groundbreaking, proyek kereta cepat Bandung-Jakarta masih menuai pro dan kontra. Ada beberapa pihak yang masing mempertanyaan manfaat dari kereta cepat yang diperkirakan mulai bisa dipergunakan oleh masyarakat pada 2019 nanti.
Anggota Komisi VI DPR RI, Refrizal menjadi salah satu pihak yang mempertanyaan manfaat dari kereta cepat Jakarta bandung tersebut. Menurutnya, proyek kereta cepat tersebut tidak layak untuk dilanjutkan karena belum dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia terutama untuk warga Jakarta dan Bandung.
Oleh sebab itu, dirinya pernah mengirimkan surat terbuka untuk Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi). "Saya telah membuat surat terbuka untuk Pak Jokowi yang isinya kereta cepat ini belum layak, apalagi untuk Jakarta-Bandung. Kalau mau ke Jakarta atau ke Bandung masih ada tol, kereta api biasa,"ucap Refrizal di Jakarta, Sabtu, (23/01/2016).
Baca Juga
Advertisement
Refrizal menilai, masyarakat bukan tidak membutuhkan kereta cepat. Namun rute yang dibutuhkan bukan jarak pendek seperti Jakarta Bandung, melainkan rute yang panjang seperti Jakarta Surabaya. Untuk Bandung, menurutnya hanya perlu membuat stasiun untuk rute Jakarta Surabaya.
"Kalau Ingin ke Bandung cukup dengan koridor. Jalan Utama adalah Jakarta Surabaya dan bisa lewat Semarang dan sebagainya," ucapnya.
Refrizal melanjutkan, setelah surat terbuka tersebut dikirim, Presiden Jokowi justru tidak menghentikan proyek tersebut tetapi justru malah menunjuk China untuk membantu BUMN. "Setelah saya mengirim surat terbuka, saya pikir dia setop. Ternyata malah menunjuk china dan berani memberi jaminan ke pemerintah,"tambahnya.
Namun apa yang diungkapkan oleh Refrizal tersebut berkebalikan dengan apa yang diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Infrastructure Partnership Knowledge Center (IPKC) Harun Al Rasyid Lubis. Menurutnya, kereta cepat memang moda transportasi yang pantas untuk dikembangkan di Indonesia.
Sesuai dengan misi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju di tahun 2035, kereta cepat menjadi satu moda transportasi yang harus ada.
Harun mengaku, kereta cepat merupakan moda transportasi orang yang cukup efektif jika dibandingkan dengan moda transportasi lainnya seperti laut, darat, dan udara.
"Kalau dikalkulasi dengan beragam moda, kereta cepat kalau dibandingkan dengan pesawat 7,5 kali efisiensi energinya daripada pesawat," kata Harun.
Tak hanya itu, kereta cepat dinilai juga mampu menumbuhkan ekonomi Indonesia, terutama yang dilalui kereta cepat. Hanya saja, mega proyek ini membutuhkan pengawalan yang ketat dan konsistensi dari pemerintah.
"Kalau Jakarta-Bandung ini selesai dalam 3-4 tahun mendatang, kalau cuma mau melanjutkan rute ke Surabaya, itu pasti lancar, tidak akan ada kesulitan yang berarti," tegasnya. (Apr/Gdn)