Liputan6.com, Jakarta - Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PP (Persero) terus mendorong pertumbuhan infrastruktur di Indonesia. Langkah tersebut untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang positif. Namun memang, untuk membangun infrastruktur di Indonesia tidak semudah membalik telapak tangan.
Direktur Teknik dan Pemasaran PT PP Wayan Karioka menjelaskan, proyek-proyek infrastruktur yang dibangun oleh perseroan telah cukup banyak dalam beberapa tahun terakhir. Ia menerangkan, PT PP telah membangun lebih dari 100 pelabuhan, bandara dan juga jembatan. Di luar itu perseroan juga telah membangun 8 pembangkit listrik.
Untuk mewujudkan proyek-proyek infrastruktur tersebut, PT PP kadang menggandeng pihak lain. Hal tersebut menurut Wayan bukan merupakan hal yang buruk.
Baca Juga
Advertisement
"Kami selalu menyiapkan diri dengan matang. Setiap proyek selalu kami pelajari dengan seksama. Jika tidak bisa sendiri, kami akan bersinergi dan jangan dilihat sebagai kompetisi," ucapnya dalam diskusi Marketplus di Jakarta, Sabtu (23/1/2016).
Ia melanjutkan, untuk membangun proyek-proyek tersebut bukan tampa halangan. Ada tantangan dari sisi geografis dan juga dari sisi kebijakan.
Ia mencontohkan, PT PP mendapat proyek untuk membangun pembangkit listrik denilai Rp 1,6 triliun di Gorontalo. Untuk membangunnya ternyata ada hambatan pada transportasi peralatan karena harus menempuh 120 hari.
Sedangkan dari regulasi, masalah pembebasan lahan dan juga impor barang juga menjadi hambatan tersendiri. "Untuk masalah pembebasan tanah, kalau masih di pengadilan kita harus cepat bahas. Selain itu juga mengenai regulasi impor,"ucapnya.
Jika regulasi sudah normal, barang impor tidak akan masuk dalam enam bulan. Maka dari itu Wayan mengkoordinasikan hal tersebut ke Bea cukai dan Kementerian BUMN, agar segera membuat strategi percepatan. (Apr/Gdn)