Liputan6.com, Jakarta - Penyanyi Petra Sihombing tak tampak di barisan keluarga kala sang ayah, Franky Sihombing menjalani pemberkatan nikah bersama Feby Febiola di Rumah Alexandra, Kemang, Jakarta Selatan, Jumat (22/1/2016) lalu.
Franky Sihombing mengakui kepada wartawan bahwa sang anak berhalangan hadir karena ada urusan mendadak. Bahkan, ia telah menyiapkan baju khusus untuk Petra, tapi akhirnya disimpan.
Baca Juga
Advertisement
Menelusuri ketidakhadiran Petra di pernikahan kedua sang ayah itu, ternyata sang penyanyi sempat meluapkan curahan hatinya itu melalui blog pribadinya di Wordpress.
Dalam sebuah postingan berjudul 'A Hot Girlfriend and Getting Married Twice' yang dimuat 8 November 2015, Petra menuangkan apa yang ada di dalam hatinya soal sang ayah dalam bahasa Inggris.
Awalnya Petra membukanya dengan menyebut agama yang dianut keluarganya (Kristen). Lalu ia pun mengaku hendak membahas kehidupan pribadinya, terutama soal ayah dan ibunya.
Petra juga membeberkan bagaimana kondisi ekonomi orangtuanya sejak ia masih kecil dan perhatian sang ibu sebagai ibu rumah tangga yang sering mengantarnya ke sekolah. Sang ayah yang disebutnya pekerja keras memiliki penghasilan tak tetap. Ia juga bercerita mengenai kariernya sebagai musikus, terutama ketika ia bermain drum di usianya yang masih tujuh tahun dan telah mendapat bayaran karena selalu mengisi sesi berbagai musikus Tanah Air.
Petra juga bercerita tentang kariernya sebagai musikus itu bisa membantu pendapatan finansial keluarganya. Ia melanjutkan kisahnya di usia 17 tahun ketika album pertamanya dirilis usai sang ayah menjual mobilnya, serta kesuksesan Petra di usia 19 hingga mampu membiayai kuliahnya sendiri serta membeli mobil pribadinya, dan kehidupan positifnya yang kerap diliput media.
Lalu, blog tersebut berubah menjadi curahan hatinya ketika ia menyebut ada masa-masa suram dalam perasaannya, seperti keputusasaan, mempertanyakan Tuhan, hingga keinginannya untuk berhenti bermusik yang tak pernah diliput media.
Menurutnya, banyak pernyataan dan fakta yang diputarbalikkan oleh beberapa media terkait apa yang dibicarakan oleh berbagai public figure, artis, atau selebritas. Itu sebabnya Petra enggan berbicara satu hal kepada media belakangan ini, yaitu pernikahan kedua sang ayah.
Petra mengaku baru membahas soal pernikahan kedua ayahnya untuk pertama kalinya di publik lewat blog tersebut. Ia juga menyatakan bahwa dirinya tak ingin apa yang ia lontarkan menjadi sebuah gosip, dan ia sangat tidak menyukai istilah tersebut, walaupun menurutnya tak semua media menjadi seperti itu.
"Aku tak memberi komentar dalam wawancara tv/majalah/koran karena aku tak ingin mereka salah paham. Aku tak ingin pernyataanku menjadi sebuah gosip," ketiknya.
Baru setelah itu, Petra mencurahkan soal pernikahan yang menyiratkan kepada Franky Sihombing dengan kalimat sepatah demi sepatah:
"Ketidakpastian. Aku ingin menjadikannya sebagai kata-kata yang tepat dariku. Menikah sangatlah sulit. Tidak, aku belum pernah mengalami sekalipun haha. Tapi setidaknya aku melihat hal itu terjadi setiap hari. Oh tunggu. Lihat apa yang kulakukan di sana? 'Kejadian'. Pernikahan tidak hanya 'terjadi' sekali dalam di hari pernikahan indah yang putih itu; Ini terjadi, dan terjadi, dan terjadi, sampai kalian mati. Seharusnya."
"Tapi kehidupan tidak selalu seperti dongeng, atau ayat Alkitab tentang dua orang yang tak terpisahkan. Terkadang tidak peduli berapa banyak aku tahu Kebenaran, aku hanya bisa menerima faktanya, mengatakan apa yang harus aku katakan, dan berdoa."
Ia lalu menyinggung soal kata-kata di awal tulisan soal kondisi finansial keluarganya. Bahkan, Petra turut menyampaikan perasaannya terhadap sang ibunda dan adik-adiknya.
"Aku terbiasa hidup di tepian. Aku terbiasa untuk tidak memiliki investasi keluarga atau tabungan. Aku telah dan masih percaya bahwa rencana-Nya lebih baik dari rencanaku, untuk gambar yang lebih besar yang tak bisa aku lihat. Gambar yang lebih besar," kutipnya.
"Aku masih mempertahankan hubungan yang baik dengan ayahku, tinggal dengan ibuku dan dua adik kecil menyediakan makanan di meja (dan iuran sekolah yang mahal). Aku mencintai keempatnya sampai mati. Mereka yang paling peduli kepadaku," tambahnya.
Petra juga mengakui bahwa sang ayah bersama ibunyalah yang mendukungnya agar bisa menjadi orang yang lebih baik setiap saat. Ia tetap menghormati ibu dan ayahnya yang selalu menghitung ulang tahunnya sejak usia satu hingga 23 tahun.
"Hidup tidak selalu seperti apa yang aku inginkan. Namun, aku bersyukur. Bertahan. Hidup dengan kasih karunia-Nya yang cukup. Dan kekasih wanita yang hot," tutup Petra Sihombing di blog-nya seolah menyiratkan kepada istri kedua sang ayah.