Badai Salju Berakhir, Larangan Perjalanan di New York Dicabut

Badai yang dinamakan Snowmageddon dan Snowzilla di media sosial tersebut telah melemah dan mengarah ke Samudera Atlantik.

oleh Muhammad Ali diperbarui 25 Jan 2016, 04:03 WIB
Sehari setelah diterjang badai salju hebat, warga Washington DC masih berkegiatan di luar rumah seperti bermain ski.

Liputan6.com, New York - Larangan perjalanan di New York City telah berakhir. Sementara Amerika Serikat bagian timur mulai mengatasi keadaan akibat badai salju hebat.

"New York, kota paling padat di AS, mengalami curah salju kedua tertinggi sejak catatan mulai dilakukan pada tahun 1896," kata Wali Kota Bill de Blasio seperti dikutip BBC, Minggu (25/1/2016).

Sementara lima negara bagian mengalami salju setebal 91 cm atau lebih, usaha membersihkan salju telah menewaskan paling tidak 6 orang.

Dua belas orang lainnya meninggal karena peristiwa terkait badai salju sejak hari Jumat 22 Januari 2016.

Badai yang dinamakan Snowmageddon dan Snowzilla di media sosial tersebut telah melemah dan mengarah ke Samudera Atlantik.

Bencana ini dialami sekitar 85 juta orang dan membuat aliran listrik terputus bagi 200.000 orang.

Salju paling tebal (107 cm) jatuh di Glengary, West Virginia.

Di Washington DC, layanan kereta bawah tanah metro dijadwalkan tetap ditutup dan transportasi udara di sejumlah daerah juga mengalami masalah.

Sekitar 7.000 penerbangan dibatalkan akhir minggu ini dan masalah diperkirakan akan berlanjut, dengan 615 penerbangan diperkirakan akan dibatalkan pada hari Senin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya