Liputan6.com, Semarang - KRI Teluk Gilimanuk 531 yang mengangkut ratusan warga Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) akhirnya bersandar di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Senin (25/1/2016) pagi.
Dalam rombongan itu, petugas pengawal dari TNI AL dan Kepolisian menjemput seorang bocah yang sakit parah dengan perahu cepat. Bocah laki-laki berusia 6 tahun itu bernama Gasya Maulana Hakim.
"Jam 01.00 WIB, kita evakuasi 1 orang dijemput kapal Polair dan dibawa ke RSUP dr Kariadi Semarang," kata Komandan Pangkalan TNI AL Semarang Kolonel Laut (P) Elka Setiawan.
Ditemani ibu dan kakaknya, Gasya segera dilarikan ke rumah sakit karena bocah tersebut mengalami demam, dehidrasi, dan muntah-muntah.
Data di lapangan menunjukkan, terdapat 42 pengungsi Gafatar yang sakit terdiri dari 28 dewasa dan 14 anak.
Untuk tim kesehatan sendiri, sudah ada dari berbagai instansi sudah siap di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang serta 9 ambulans yang membawa peralatan medis.
Baca Juga
Advertisement
Selain personel kesehatan, tim penyambut juga menyiagakan pengamanan sebanyak 500 personel yang bersiaga sejak Jumat (22/1/2016) lalu.
Sepuluh bus umum dan 3 truk milik TNI disiapkan untuk membawa mereka ke asrama haji Donohudan, Boyolali.
Namun ada yang menarik dalam penyambutan pengungsi Gafatar itu. Panitia menggelar karpet merah yang mengantarkan pengungsi ke ruang tunggu penumpang.
Sementara itu, Komandan KRI Teluk Gilimanuk Mayor Antonius menambahkan Perjalanan terkendala cuaca.
Pihaknya bertugas mengantar dari Kalimantan menuju Jawa. Untuk proses mengantar ke Donohudan, selanjutnya diserahkan ke Pemda Provinsi Jawa Tengah.
"Ini penumpang ada dari Yogyakarta, Sleman, Jawa Barat ada 1 orang," kata Antonius.
Saat ini para pengikut Gafatar itu, termasuk anak-anak, masih didata ulang dan diberi konsumsi yang sudah disiapkan. Beberapa di antaranya langsung dirujuk ke pos kesehatan karena mayoritas mengalami mabuk laut.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Heru Sudjatmoko dalam penyambutan menyebutkan bahwa mereka akan ditampung di Wisma Haji Donohudan, Boyolali.
"Di sana ada fasilitas, konsumsi ada dari Pemda," kata Heru.
Adapun untuk penjemputan dari keluarga sebaiknya langsung di Donohudan karena setelah dari pelabuhan, mereka akan dikawal menuju ke wisma haji tersebut.