Liputan6.com, Jakarta - Seiring dengan pertumbuhan kendaraan bermotor yang semakin tinggi, kebutuhan akan jalanan yang aman menjadi semakin mendesak. Apalagi, fakta-fakta menunjukkan bahwa masih banyak kecelakaan terjadi di lokasi ini. Bahkan ada yang menyebut jalan merupakan lingkungan yang tidak aman.
Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mencatat, ada 1,24 juta kematian di jalanan tiap tahun. Jumlah ini setara dengan 3.400 kematian tiap harinya. Setengahnya bukanlah penunggang mobil, melainkan pejalan kaki, pengguna sepeda, atau pengendara sepeda motor.
Baca Juga
Advertisement
Dari jumlah tersebut, rata-rata kematian terbanyak berasal dari Afrika. Dari 100 ribu penduduk, setidaknya ada 24,1 orang yang meninggal di jalanan. Sementara Asia Tenggara jumlahnya mencapai 18,5 orang per seribu penduduk.
WHO mencatat, data ini menujukkan tingkat kesejahateraan berbanding lurus dengan kematian di jalanan. Mereka juga mengungkap sejumlah faktor utama penyebab kecelakaan; mabuk, ngebut, dan tidak mengenakan seat belt.
Ditemukan pula bahwa kematian paling besar berasal dari kelompok masyarakat muda berusia 15 hingga 29 tahun. Sementara itu, pria diketahui tiga kali lebih berpotensi meninggal dunia di jalanan ketimbang perempuan.
Lantas, berapa banyak kematian karena kecelakaan di jalanan di Indonesia? Apa saja fakta-fakta lainnya? Dilansir dari laman Get Home Safely, Senin (25/1/2016), berikut ulasannya:
Next
78 Orang meninggal per hari
Menurut data Korlantas Polri, pada 2014 lalu ada sekira 263 kasus kecelakaan di seluruh Indonesia setiap harinya. Dari jumlah tersebut, setidaknya korban tewas mencapai angka 28.470 atau 78 orang per harinya.
Ratusan ribu anak jadi korban kecelakaan lalu lintas
Masih menurut data Korlantas Polri, pada 2010 hingga 2014, ada 157 ribu anak di bawah umur yang jadi korban kecelakaan di jalanan. Sebaliknya, ada setidaknya 25 ribu anak di bawah umur menjadi pelaku kecelakaan lalu lintas.
230 ribu kematian dalam 10 tahun
Dalam periode antara 2005 hingga 2015, ada sekira 230 ribu nyawa melayang sia-sia di jalanan. Sementara itu, total kerugian langsung dan tidak langsung akibat kecelakaan itu mencapai angka Rp 200 triliun per tahun.
Mengantuk, enam kecelakaan terjadi tiap hari
Kantuk jadi faktor penyebab kecelakaan yang cukup dominan. Dijelaskan, setiap hari ada setidaknya enam kecelakaan karena faktor ini. Jumlah tersebut setara dengan satu kali kecelakaan per empat jam.
Faktor kantuk melesat naik
Yang lebih berbahaya lagi, ternyata kantuk jadi faktor yang paling cepat melesat dibanding yang lain. Ditemukan, pada 2011 hingga 2013, kontribusi kecelakan karena kantor naik hampir 700 persen.
Advertisement
Next
42 kecelakaan karena tabrak lari
Tak jarang juga pelaku penabrakan tidak mau tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya. Diketahui, setiap hari rata-rata terjadi 42 kecelakaan akibat tabrak lari. Dari jumlah itu, rata-rata 12 orang tewas.
33 pengendara motor meninggal per jamnya
Menurut data WHO, pesepeda motor yang meninggal dunia mencapai angka 287 ribu jiwa per tahun. Angka itu setara dengan 788 orang per hari atau sama sengan 33 orang per jam. Karena itu, WHO menyarankan pengunaan helm standar. Menurut mereka, helm bisa mereduksi risiko cedera serius lebih dari 70 persen.
58 persen korban tidak punya SIM
Di Indonesia sendiri, pada semester pertama 2015 setiap hari ada 268 sepeda motor yang mengalami kecelakaan. Satu perlimanya disebabkan karena ngebut. Yang lebih mengejutkan, 58 persen korban tidak memiliki Surat Izin Mengemudi.
31 jiwa pesepeda melayang per jam
Pengguna sepeda sedikit lebih rendah statistiknya. Menurut WHO, rata-rata 31 pesepeda meninggal dunia per jam. Jumlah ini setara dengan 753 orang per hari. Sementara jumlah pejalan kaki yang meninggal jumlahnya 275 ribu per hari.
Kecelakaan karena ponsel naik tajam
Korlantas Polri menyebut, pada semester pertama 2015, kecelakaan yang disebabkan karena menelepon melonjak sampai 124 persen dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya. Jumlah ini setara dengan 130 kali kecelakaan.