5 Korban Teror Jakarta Terganggu Secara Psikis

1 Di antara kelima korban bahkan mengalami gangguan berat dan harus dirujuk ke ahli jiwa.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 25 Jan 2016, 16:27 WIB
Petugas kepolisian bersenjata terlihat berjaga-jaga di Menara Cakrawala, Jakarta, Sabtu (16/1). Pasca ledakan di Jalan MH Thamrin pada Kamis (14/1) lalu, petugas keamanan menutup rapat pintu masuk gedung tersebut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - 5 dari 27 korban luka dalam peristiwa bom bunuh diri dan penembakan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu mengalami trauma. Untuk menyembuhkan trauma, kelimanya kini mendapat penanganan dari psikolog dan psikiater.

"Dari 27 korban dirawat tidak semua menunjukkan tanda-tanda psikologis. Tapi yang perlu kita atensi lima, salah satunya khusus," kata Sekretaris Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Kombes Budiyono di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Senin (25/1/2016).

Budiyono menuturkan, kelima korban tersebut mengalami perubahan psikis pasca-teror yang terjadi pada 14 Januari 2016 itu. Perubahan psikologis yang dimaksud, yakni kelimanya mengalami ketakutan, peningkatan emosi, pendiam, serta tidak nyambung saat diajak bicara.

"Informasi dari tim konseling, ada satu korban yang butuh penanganan khusus dan harus dirujuk ke ahli jiwa, karena sudah berat," ungkap mantan Kabid Dokkes Polda Jawa Timur itu.

Korban tersebut mengalami takut melihat orang lain, khususnya polisi. Dia juga tak berani keluar rumah.

Budiyono menambahkan, selain memerlukan penanganan dari tenaga ahli, juga perlu ada motivasi dan dukungan dari keluarga terdekat untuk membantu menyembuhkan trauma para korban teror Jakarta.

"Salah satu terapi yang kita lakukan agar keluarga dekat, khususnya harus bisa memberikan motivasi kepada korban, apalagi yang secara fisik berat sakitnya sehingga kita -- lingkungan harus mendukung," tandas Budiyono.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya