Liputan6.com, Jakarta - Reformasi industri oleh Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) berkiblat pada rekam jejak negara lain, seperti Jepang, China, Korea Selatan (Korsel) yang sukses membangun industri nasional. Pertumbuhan ekonomi negara-negara tersebut melesat berkat kemampuan pemerintahnya menggerakkan sektor riil di dalam negeri.
Wakil Ketua KEIN, Arif Budimanta mengatakan, Indonesia perlu belajar dari pengalaman Jepang, Korsel dan Taiwan untuk menuju sebagai negara industri. Tentunya, tambah Arif, pemerintah perlu memilah sektor-sektor unggulan sehingga sanggup bersaing dengan industri serupa negara lain.
"Competitive advantage kita di mana baik di kawasan Regional (ASEAN), maupun Asia Pasifik, yang mana yang kuat dibanding negara-negara itu. Ini yang akan disiapkan KEIN," ucap Arif saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Indonesia, lanjut Arif, memiliki keunggulan yang mampu bersaing di kancah internasional, salah satunya untuk mendukung pengembangan dan memperkuat industri nasional. Dirinya menyebut, Negara ini dianugerahi iklim tropis dengan keanekaragaman hayati yang luar biasa besar. Diversifikasi sumber daya alam di Tanah Air begitu melimpah.
Kekayaan alam ini, sambungnya, dilengkapi dengan bonus demografi dengan jumlah penduduk di usia produktif cukup banyak sehingga menjadi kekuatan bagi Indonesia 'melibas' negara lain. Tentunya dengan cara yang sehat.
"Semua ini bisa menjadi salah satu acuan untuk kami menyusun roadmap (peta jalan) industri nasional dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Kunci dalam mengembangkan industri adalah sumber daya manusia (SDM) demi meningkatkan kompetensinya," jelas Arif, Mantan Anggota Komisi XI DRP RI itu.
Alasannya, ia bilang, Korsel dan Jepang mempunyai sumber daya manusia yang gigih. Mereka sanggup menghasilkan produk dari hasil riset dan pengembangan, berpadu dengan inovasi dan kreatifitas yang sangat kuat.
"Kalau SDM kita bisa mengarah ke sana, maka pertumbuhan industri nasional dapat lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi, sumbangan sektor industri dan jasa pun besar terhadap ekonomi kita, selain konsumsi yang selama ini menopang pertumbuhan ekonomi kita. Paling penting, neraca perdagangan kita bisa membaik," harap Arif. (Fik/Gdn)