Microsoft: Jangan Takut pada Kecerdasan Buatan

Presiden Microsoft Internasional, Jean-Phillippe, meyakini bahwa kecerdasan buatan dapat meningkatkan kemampuan manusia

oleh Agustin Setyo Wardani diperbarui 27 Jan 2016, 08:37 WIB
Cortana di Mac OS X (Sumber : engadget.com)

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini, Presiden Microsoft Internasional, Jean-Phillippe Courtois mengungkapkan pandangannya terhadap teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence). Microsoft diketahui memang tengah banyak mengembangkan produk dengan teknologi itu. 

Dia meyakini bahwa kecerdasan buatan dapat meningkatkan kemampuan manusia. Pada akhirnya, kecerdasan buatan memberikan dampak lebih baik bagi kehidupan manusia.

"Jangan takut akan kehadiran kecerdasan buatan," ujar Philippe Courtois, dalam sebuah interview di Davos pekan lalu, seperti dikutip dari Huffington Post, Rabu (27/1/2016).

Kecerdasan buatan, lanjutnya, dapat membantu pekerjaan dan meningkatkan produktivitas manusia. Ia memberi contoh, Cortana -- asisten digital Microsoft yang didukung pada beberapa perangkat -- disebut sebagai 'wanita yang baik'.

"Cortana, seorang wanita digital yang baik, di mana Anda bisa melihat dan berbicara langsung dengannya melalui Windows 10. Anda juga dapat berinteraksi langsung mengenai kehidupan, tujuan hidup, pekerjaan Anda, serta (dengan Cortana) bisa menambahkan nilai ke dalamnya," ujarnya.

Ia menambahkan, dengan kecerdasan buatan, banyak pekerjaan yang bisa terselesaikan dengan lebih baik.

Cortana sendiri merupakan asisten digital yang sebelumnya sudah tersedia dalam perangkat ponsel berbasis Windows. Saat ini, Cortana sedang dikembangkan untuk menjadi sistem operasi utama perusahaan tersebut, tepat di samping menu "Start".

Asisten digital ini pada dasarnya mampu mengerjakan beberapa hal yang dibutuhkan, misalnya Cortana mampu memandu arah, mengingatkan untuk membeli susu, memperlihatkan berita headline terbaru, dan lain-lain.

Kehadiran Cortana diharapkan oleh Microsoft bisa memenangkan kompetisi. Sebab, Cortana dirancang bisa berinteraksi seperti manusia sungguhan.

Seperti pendapat seorang tokoh Buddha, Matthieu Ricard, mengenai kecerdasan buatan, bahwa mesin dan perangkat lunak tidak dapat menggantikan keberadaan manusia, bahkan jika mesin dan perangkat lunak tersebut bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia

(Tin/Cas)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya