Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana mengoperasikan pesawat angkut barang untuk melayani penyaluran logistik wilayah pegunungan yang sulit terjangkau moda transportasi darat dan laut.
Menteri Perhubungan (Menhub) Ignasius Jonan mengatakan, pengoperasian pesawat angkut berjadwal bersubsidi tersebut mekanismenya serupa dengan kapal angkut barang yang sudah beroperasi tahun lalu.
Di mana barang yang diangkut tidak perlu menunggu penuh sehingga kegiatan penyaluran barang tetap berjalan.
"Bukan angkutan barang dengan kapal terjadwal, tapi angkutan barang dengan pesawat terbang terjadwal ini untuk daerah pegunungan, " kata Jonan saat rapat dengan Komite II DPD RI, di Gedung DPD, Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Jonan menambahkan, pesawat yang beroperasi pada 2016 tersebut mampu menekan harga barang di wilayah yang jadi sasaran. Pasalnya, biaya logistik akan menurun karena disubsidi dan ada kejelasan waktu pasokan. "Dengan ada angkutan rutin mudah-mudahan barang itu murah," ungkap Jonan.
Menurut Jonan, moda transportasi udara dipilih karena sulitnya medan yang ditempuh, jika mengandalkan transportasi darat pemerintah harus membuat jalan terlebih dahulu yang memakan waktu lama. Adapun wilayah yang menjadi sasaran pesawat angkut berjadwal tersebut adalah Puncak Jaya Papua.
"Kalau di Puncak Jaya-Wamena, tahun ini kami alokasikan. Karena kalau menunggu jalan sampai pemerintah selesai nggak selesai, maka dengan pesawat terbang terjadwal," tutup Jonan.(Pew/Nrm)