Liputan6.com, Jakarta - Anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) memilih Kalimantan sebagai tempat tinggal mereka. Di sanalah, mereka bercocok tanam secara mandiri. Menurut mantan Ketua Gafatar, Mahful M. Tumanurung mereka memilih Kalimantan karena di sana sebagai proyek percontohan untuk membangun kedaulatan pangan.
"Kami perjuangkan adalah program kedaulatan pangan. Kami sepakat dalam kongres luar biasa (saat memutuskan bubar) fokus membangun bangsa lewat kedaulatan pangan namun tidak memaksa," ujar Mahful di kantor YLBHI, Jakarta, Selasa (26/1/2016).
Mahful mengatakan, Gafatar sudah memprogramkan bahwa mereka akan membangun pertanian sendiri di Kalimantan.
"Karena strategis dan kontur tanah yang subur dari ekonomi, harga tanah sangat terjangkau. Sehingga kami sepakat melanjutkan program kedaulatan pangan yang sudah dirintis," lanjut dia.
Selain itu, Mahful juga mengatakan semua yang dilakukan di Kalimantan, adalah usaha mandiri para eks kelompoknya.
Baca Juga
Advertisement
"Mereka usaha sendiri, berangkat ke Kalimantan. Mereka koordinasi sendiri dan tidak sampai ke wilayah lain," tegas dia.
Mahful mengatakan, para anggota Gafatar sebenarnya tak terima jika dipulangkan ke kampung halaman mereka.
"Memang salahnya di mana jika kami ke Kalimantan. Sesungguhnya kami tidak menerima dipulangkan ke daerah asal kami, karena kami sudah hidup damai di lahan kami dan bertekad hanya ingin membangun kedaulatan pangan bangsa ini, lewat membangun kedaulatan lewat program pertanian mandiri," ujar dia.
Meski demikian, kata Mahful, para mantan anggota Gafatar bisa memahami upaya pemerintah memulangkan mereka. "Karena kami warga biasa," tukas dia.
Karena itu, Mahful pun meminta sebagai ekses dari pengusiran dan pemulangan tersebut, pemerintah melindungi mereka.
"Kami meminta kepada pemerintah atau pihak berwenang untuk dapat menjamin keselamatan diri," pungkas Mahful.