Liputan6.com, Cirebon - Tim Densus 88 Antiteror kembali menggeledah 2 rumah terduga teroris di Indramayu, Jawa Barat.
Penggeledahan dilakukan di rumah AH di Desa Mekarjati, Kecamatan Haurgeulis pada Selasa 26 Januari Pukul 08.00 WIB.
Dari Mekarjati, Densus 88 dan Polda Jawa Barat yang bersenjata lengkap itu lalu kembali ke Kota Indramayu dan langsung menuju rumah yang ditempati WF (24) di Jalan Kapten Arya RT 11 RW 04 Gang 35 Kelurahan Karang Malang Indramayu.
"Saya juga tidak tahu tiba-tiba banyak polisi antiteror di rumah WF terus pergi lagi," sebut tetangga AH, Marni, Selasa 26 Januari 2016.
Penggeledahan dan pengamanan dilakukan sangat tertutup, tidak ada satu pun polisi yang mau memberi penjelasan soal penggeledahan tersebut. "Sampai sekarang belum jelas kenapa di geledah," ujar Marni.
Sementara dari informasi yang dihimpun, AH diketahui merupakan pemasok warga yang ingin berjihad. Di mata lingkungannya, AH dikenal oleh warga sebagai ustad yang suka memberangkatkan orang ke Negeri Syam (Syiria) untuk jihad.
Baca Juga
- Densus 88 Bekuk Terduga Teroris di Bekasi
- Densus 88 Telusuri Kabar Raibnya 9 Pistol Milik Lapas Tangerang
- Densus 88 Antiteror Tangkap Ketua FPI Belopa di Luwu
Advertisement
Sedangkan WF, merupakan eks-kombatan yang baru pulang dari Suriah dan mengawini wanita Indramayu.
"Dia (WF) bahkan pernah menikahkan seorang janda dengan temannya yang asal Bekasi. Setelah kawin, mereka berangkat ke Negeri Syam,” tutur tetangga WF di Kelurahan Karanganyar Kota Indramayu yang enggan disebutkan namanya itu.
Dalam penggeledahan itu, AH ditangkap di rumahnya. Sedangkan WF warga asli dari Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, dibekuk di tempat kerjanya di toko bahan bangunan di Kota Indramayu. Saat ditangkap, WF membawa tas yang diantaranya berisi laptop.
“Laptop itu tersimpan di ransel yang tak pernah lepas dari tubuh WF. Kemungkinan Densus membuka seluruh isi laptop yang terkait aktifitas WF dan teman-temannya,” tutur tetangganya di Karanganyar.
Pada penggeledahan tersebut, Densus 88 memeriksa rumah keduanya untuk mencari barang-barang berbahaya. Di Mekarjati, penggeledahan bahkan sampai harus ke musala yang dikhawatirkan menjadi tempat penyimpanan bahan peledak.