Liputan6.com, Jakarta - Meski ekonomi China pada tahun lalu mengalami perlambatan di mana hanya mampu tumbuh sebesar 6,9 persen, namun negeri tirai bambu ini masih berpeluang menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia mengalahkan Amerika Serikat (AS).
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, meski ekonominya melambat, namun saat ini China masih berada di urutan kedua sebagai negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar setelah AS.
Menurut Bambang, jika China menjaga pertumbuhan ekonominya tidak turun terlalu dalam ke depannya, maka negeri tirai bambu tersebut bisa mengalahkan AS sebagai negara dengan PDB terbesar.
Baca Juga
Advertisement
"Walaupun hanya tumbuh 6 persen, ke depan Tiongkok bisa menjadi nomor 1. Sekarang, AS dengan ekonomi terbesar hanya tumbuh 2,5 persen," ujarnya di Jakarta, Rabu (27/1/2016).
Selain soal China, Bambang juga tetap optimis perekonomian Indonesia masih mampu menembus 10 besar negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia. Namun, hal ini membutuhkan kerja keras lantaran banyaknya tantangan ekonomi baik dari dalam negeri maupun global.
"Strategi dari sisi pertumbuhan adalah bagaimana meningkatkan nominal (PDB) seperti yang dilakukan Tiongkok. Posisi kita sekarang di peringkat 15, dan berpotensi berada di nomor 10," tandasnya. (Dny/Ndw)