Liputan6.com, Liverpool - Luis Suarez tak pernah bisa melupakan Liverpool. Bau rumput lapangan Stadion Anfield, gemuruh sorak-sorai Liverpudlian selalu terngiang di benak penyerang yang kini merumput bersama Barcelona ini.
"Sungguh, saya merindukan mereka (suporter Liverpool)," ujar penyerang asal Uruguay ini seperti dikutip ESPN. "Atmosfer Anfield selalu luar biasa...luar biasa."
Baca Juga
- Presiden Jokowi Tolak Sentul Gelar MotoGP Indonesia
- Singkirkan Ferrer, Murray Tunggu Lawan di Semifinal
- Pacar Baru Pato Tak Kalah Seksi dari Putri Presiden Milan
Advertisement
Maka itu, kata Suarez, jika ada kesempatan kembali bermain di Tanah Inggris, dia hanya akan memilih "pulang" ke Liverpool. Sebab, memang di situlah "rumah" dia di Inggris. Suarez, 28 tahun, memang selalu mencintai Liverpool.
Liverpool, ya selama empat musim di Liverpool, nama Luis Suarez memang sempat jadi idola. Bukan hanya lantaran di musim terakhir, dia mencetak 31 gol dan jadi topscorer Liga Inggris, tapi juga karena kiprah fenomenalnya bersama The Reds.
Hanya Satu Gelar
Memang, Suarez hanya mampu melabuhkan satu gelar bersama Liverpool, Piala Liga 2011/12. Namun, sekali lagi, itu bukan halangan suporter untuk mencintai pemain yang mengawali karier di Nacional ini sepenuh hati.
Di luar itu, Suarez sendiri merasa sangat dihargai suporter Liverpool. Dia bahkan sempat disejajarkan dengan Robbie Fowler, salah satu penyerang legendaris The Reds.
Padahal, seperti selalu diakui Suarez, bahwa dirinya bukan orang suci. Pria kelahiran Salto, Uruguay, 24 Januari 1987 ini bukan sekali dua bermasalah di lapangan. Namun, di mata pendukung, Suarez tetaplah idola. Sampai akhirnya dia memutuskan menerima pinangan Barcelona, Juli 2014.
Namun, sebenarnya, kepergian Suarez ke Barcelona tak selamanya membuat Liverpool berduka. Sebab, mereka mendapat kompensasi dana lumayan besar, 75 juta pound atau sekitar Rp 1,4 triliun.
Banyak Masalah
Di Liverpool sendiri, kiprah gemilang Suarez diwarnai banyak masalah. Bahkan, saat pertama kali datang dari Ajax Amsterdam, awal musim 2011/12, dia sudah membawa kasus menggigit telinga pemain PSV Eindhoven, Otman Bakkal di sebuah laga Eredivisie.
Uniknya, kasus seperti ini dia ulangi saat berseragam Liverpool. Tepatnya, saat lawan Chelsea, 21 April 2013, Suarez menggigit telinga bek The Blues, Branislav Ivanovic.
Bukan hanya tidak kekerasan, Suarez, yang telah 82 laga dengan 43 gol untuk Uruguay, juga bermasalah dengan mantan bek Manchester United, Patrice Evra. Pemain asal Prancis itu menuding Suarez telah berlaku rasis terhadap dirinya.
Namun, ya itu tadi, kiprah empat musim Suarez di Liverpool dengan total 69 gol dari 110 laga, tetap terus diingat publik Anfield. Tak salah juga jika Suarez sangat menghargai mereka.
"Semua pemain yang pernah membela Liverpool pasti tahu betapa pentingnya suporter," Suarez menuturkan. "Dan, mereka juga tahu, bahwa mereka selalu berada di hati saya."