Manfaatkan Tumbuhan Berkhasiat Obat Asli Indonesia

Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas terbesar kedua di dunia setelah Brasil.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 28 Jan 2016, 10:00 WIB
Kunyit punya banyak manfaat untuk kecantikan rambut

Liputan6.com, Jakarta Indonesia memiliki kekayaan biodiversitas terbesar kedua di dunia setelah Brasil. Itu artinya, negara ini sebenarnya mampu menciptakan formula dari alam untuk menghasilkan bahan baku obat herbal.

Hal ini disampaikan langsung Executive Director Dexa Laboratories of Biomolecular Science (DLBS) PT Dexa Medica, Raymond Tjandrawinata. Dia mengatakan, saat ini Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan dan 940 spesies yang di antaranya adalah tumbuhan berkhasiat obat dan diburu oleh masyarakat dunia. 

"Berbeda dengan jamu yang bisa dikonsumsi untuk mencegah penyakit, kami mengembangkan herbal dari bahan-bahan lokal berkualitas di Indonesia untuk pengobatan berdasarkan riset dan uji toksikologi, praklinis, khasiat hingga aman bagi siapa pun," katanya pada wartawan di sela kunjungan ke DLBS, Cikarang, Jawa Barat, Rabu (27/1/2016).

Raymond juga sempat menyinggung TCM (Traditional China Medicine) yang menurutnya memiliki strukturisasi yang baik sehingga masyarakat lebih mengenal segala jenis pengobatan China. Namun dia menekankan untuk memanfaatkan bahan baku asli Indonesia.

"Kita hanya belum percaya pada produk buatan kita sendiri. Padahal jamu dan obat herbal buatan kita sebagian besar dibuat dari bahan baku asli Indonesia yang tidak kalah dengan obat lain. Bahan itu pun diproses secara modern dan risetnya dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli dari Indonesia," katanya.

Raymond memperkirakan, pada 2016 akan ada peningkatan pasar obat herbal mencapai Rp 18 triliun dengan peluang pasar hingga ASEAN. "Gaya hidup back to nature memberikan andil peningkatan konsumsi obat herbal secara global, yaitu mencapai USD 100 miliar pada 2015. Ini peluang yang perlu diantisipasi. Yang penting, obat herbal Indonesia tidak kalah dengan luar negeri," tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya