Ini Spesies yang Bakal Huni Bumi Saat Manusia Binasa?

Kepunahan manusia bisa terjadi cepat atau lambat, namun, setelah manusia, makhluk hidup apakah yang menjadi dominan?

oleh Indy Keningar diperbarui 28 Jan 2016, 19:01 WIB
Ketika primata berkuasa. (foto: Rise of the Planet of the Apes)

Liputan6.com, Jakarta - Punahnya manusia di Bumi bisa terjadi cepat atau lambat. Namun yang menjadi pertanyaan, setelah manusia terhapuskan dari muka Bumi makhluk apakah yang akan mendominasi planet biru ini?

Kisah fiksi ilmiah Planet of the Apes menuturkan, suatu masa monyet menjadi makhluk dengan akal pikiran, sedangkan manusia menjadi spesies tak berdaya. Namun, Luc Bussiere, dosen Universitas Sterling menjelaskan kemungkinan makhluk dominan yang menguasai bumi bukan monyet, dikutip Daily Mail.

Namun, sebelum berspekulasi, kita harus mengetahui mengenai jenis makhluk dominan. Menurut Bussiere, era ini merupakan eranya spesies tanaman bunga. Namun, walau orang-orang bisa saja membayangkan Audrey Two dari Little Shop of Horrors menguasai Bumi, mengingat tanaman tak memiliki karakterisasi buas dan kemampuan berpindah-pindah yang efektif, sulit mendiskusikan mengenai kemungkinannya.

Mengenai makhluk paling banyak di dunia, mikroba sudah menjadi spesies yang menghuni setiap penjuru Bumi sejak 1,2 triliun tahun lalu. Manusia pun justru tak bisa hidup tanpa mikroba. 

Sedangkan, untuk hewan, empat dari lima sub-kerajaan hewan adalah nematode alias cacing. Bisa disimpulkan, hewan yang bisa menjadi 'kandidat' spesies dominan pengganti manusia tidak bisa dipilih berdasarkan kuantitas populasinya.

Mikroba. (foto: Live Science)

Dari aspek sifat 'narsis' manusia, bisa dimengerti mengapa orang-orang berspekulasi monyet lah yang akan menjadi pewaris manusia, karena mereka hewan kerabat paling dekat dengan manusia. Bahkan di Planet of The Apes, dibayangkan para primata mampu mempelajari bahasa manusia, memiliki akal pikiran, dan mengadopsi teknologinya.

Kenyataannya, hewan bertulang belakang, termasuk monyet, akan menjadi kerajaan hewan pertama yang punah mengikuti musnahnya manusia dari bumi.

Kita, manusia, adalah satu-satunya hominid yang statusnya saat ini tidak langka, dan jika kelak ada krisis global yang memusnahkan manusia, sangat tidak memungkinkan spesies primata lainnya bisa bertahan. Kejadian yang memusnahkan manusia akan menjadi sangat berbahaya bagi organisme yang memiliki kebutuhan fisik serupa dengan spesies kita.

Bahkan, jika manusia turut terhapuskan dengan pandemik mendunia yang tak berpengaruh besar pada mamalia lainnya, primata lah spesies yang paling rentan terkena penyakit yang sama.

Mengenai adanya spesies lain yang berkembang sehingga memiliki akal pikiran, kemungkinannya hampir nol. Dari semua spesies yang bisa dikatakan dominan dalam sejarah pembentukan Bumi, manusia merupakan satu-satunya yang memiliki kecerdasan dan keterampilan manual.

Namun ternyata, sifat- sifat itu bukan penentu dalam membuat makhluk hidup menjadi makhluk dominan, bukan juga sifat yang mudah dikembangkan melalui evolusi. Nyatanya evolusi tidak mengembangkan kecerdasan, melainkan kemampuan bertahan hidup dan reproduksi.

Jangan dulu membayangkan bahwa penerus kita adalah makhluk yang secerdas dan se-terampil kita. Mereka bahkan belum tentu bisa berbahasa dan menggunakan teknologi.

Jadi, makhluk apa yang akan menjadi dominan, pada misalnya, 50 juta tahun mendatang setelah manusia punah?

Jawabannya sungguh membuat kecewa sekaligus... mengerikan. 

Dinosaurus. (foto: howitworksdaily.com)

Bumi telah mengalami kepunahan besar-besaran beberapa kali dalam sejarah. Dinosaurus yang pernah menjadi makhluk hidup dominan punah, begitu juga mamalia jaman es. Terbentuknya keragaman baru setelah kepunahan terbilang relatif cepat, namun makhluk dominan penerusnya jauh berbeda.

Di akhir jaman Cretaceous, hewan-hewan kecil yang ada pada akhir zamannya terlihat jauh berbeda dengan beruang gua, mastodon, dan paus raksasa di era mamalia yang mengikuti. Sama halnya dengan reptil yang bertahan hidup setelah kepunahan era Permian (250 juta tahun lalu) yang memusnahkann 90 persen spesies laut dan 70 persen spesies darat, yang tidak memiliki hubungan famili dengan pterosaurus, dinosaurus, dan mamalia serta burung penerusnya.

Pada buku In Wonderful Life: the Burgess Shale and the Nature of History, almarhum Stephen J. Gould berargumen bahwa sejarah kehidupan menjadi subjek yang kontroversial untuk dibicarakan. Namun, secara keseluruhan kita diingatkan akan kompleksnya proses evolusi.

Makhluk hidup yang hingga kini masih bertahan dari kepunahan besar adalah cacing dan bakteri. Namun, banyak ahli yang berspekluasi, semutlah yang bakal mengambil alih Bumi dari manusia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya