Obama Serukan Waspada Terhadap Virus Zika

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mendesak kewaspadaan terhadap virus Zika, yang telah dikaitkan dengan kasus mikrosefali pada bayi.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 28 Jan 2016, 17:00 WIB
Presiden AS, Barack Obama menyampaikan pidato kenegaraan tahunan, State of the Union (SOTU) di hadapan parlemen di Washington, Selasa (12/1). Pidato ini merupakan pidato SOTU terakhir Obama setelah menjabat selama dua periode. (REUTERS/Evan Vucci/Pool)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat, Barack Obama mendesak kewaspadaan terhadap virus Zika, yang telah dikaitkan dengan kasus mikrosefali pada bayi yang lahir.

"Penelitian untuk mengembangkan vaksin dan perawatan harus dipercepat," ujarnya, seperti dimuat laman BBC, Kamis (28/1/2016).

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya mengatakan, virus tersebut kemungkinan tersebar di hampir semua benua Amerika. Saat ini setidaknya ada 22 negara yang tidak direkomendasikan untuk dikunjungi wanita hamil. 

WHO melaporkan, gejala yang muncul meliputi demam ringan, ruam, nyeri sendi dan sakit kepala. Paramedis khawatir, virus ini berpotensi menyebabkan gangguan pertumbuhan otak pada bayi sejak dalam kandungan.

Dalam pernyataannya, Obama mengatakan, virus Zika dapat mempengaruhi 60 persen populasi Amerika Serikat. Juru bicaranya mengatakan, semua orang Amerika perlu tahu segala informasi tentang virus Zika sehingga dapat melindungi dirinya.

Zika merupakan penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes africanicus. Penyakit ini dapat memicu gejala seperti demam, ruam, dan nyeri sendi, tetapi kebanyakan orang yang terinfeksi oleh gigitan nyamuk tidak menunjukkan gejala.

Di Brasil, jumlah kasus virus Zika terus melonjak selama 12 bulan terakhir. Kementerian Kesehatan Brasil mencatat kasus mikrosefali (cacat pertumbuhan otak) yang diduga karena virus Zika mencapai 3.893 kasus pada 16 Januari lalu dari 3530 kasus pada 10 hari sebelumnya. Jumlah kematiannya pun naik menjadi 49.

Pemerintah Brazil mengatakan, pihaknya akan mengerahkan 220.000 tentara untuk memerangi virus. Mereka akan pergi dari rumah ke rumah untuk membagi-bagikan selebaran mengenai bagaimana menghindari penyebarannya.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya