Liputan6.com, Pucala - Arkeolog menemukan situs pra-sejarah yang mengerikan di Pucala, Peru. Memberikan bukti perdana terhadap ritual pengorbanan yang terjadi 1.200 tahun lalu.
Tim peneliti telah menemukan sisa bangkai hewan llama, keramik, serta jasad dari enam wanita yang diduga menjadi korban seserahan di sebuah lokasi tersembunyi di dalam kompleks kuil.
Masing-masing tulang belulang ditemukan menghadap ke pegunungan Andes, para korban diduga mengalami penyiksaan yang mengerikan sebelum dibunuh.
Menurut para ahli, keenam wanita tampaknya dibunuh dalam upacara yang melibatkan kostum ritual, penyiksaan dan tidak menutup kemungkinan darah para korban diminum. Namun rincian ritual masih menjadi perdebatan.
Dilansir Daily Mail, Selasa 26 Januari 2016, pengorbanan yang tak biasa ini diduga dilakukan sejak tersebarnya peradaban Inca beberapa ratus tahun lalu.
Sisa-sisa tubuh wanita ditemukan di sebuah kuil yang dulu menjadi bagian dari tradisi Lambayeque dikenal juga sebagai budaya Sican.
Budaya tersebut diduga muncul di pesisir Peru 750 Sesudah Masehi (SM) dan berkembang hingga tahun 1375. Penduduk pada saat itu diduga telah melakukan perdagangan dengan warga negara yang kini dikenal sebagai Ekuador, Colombia dan Chile.
Keenam jasad wanita ditemukan menghadap ke arah yang sama dikelilingi artefak, menguatkan bahwa mereka berasal dari peradaban sebelum Inca, Moche, Wari dan Cajamarca.
"Kami telah menemukan kuil berusia 1.200 tahun. Lokasi merupakan tempat rahasia yang digunakan oleh pendeta untuk melakukan pengorbanan wanita kepada Dewa mereka," ungkap kepala penggalian arkeolog Edgar Bracamonte.
Baca Juga
Advertisement
Tempat tersebut memiliki jalan kecil berundak yang menuju panggung dengan sesaji cukup banyak.
"Kami menemukan enam wanita terkubur dilokasi yang berbeda," ungkap Bracamonte.
Posisi jasad dan tengkorak para wanita telah membuat arkeolog bingung, tak seperti tulang belulang pria dalam ritual serupa di Mocah dan Lambayeque. Melihat dari tulang belulang dan ikonografi, menguatkan lokasi digunakan sebagai tempat pengorbanan.
"Hal yang membuat kami bingung adalah posisi para wanita yang diduga berusia 24 tahun."
"Mereka diposisikan ditengah-tengah jalan berundak menuju panggung bersamaan dengan seekor llama dan periuk keramik."
Penemuan penting karena telah memberikan bukti hubungan erat antara budaya Mochia dan Lambayeque.
Peradaban Moche berkembang di Peru utara sejak 100 SM dan 800 SM, menjelang bergantian abad, sementara Cajamarca berkembang antara 200 SM dan 800 SM.
Dan peradaban Wari diduga sudah ada antara tahun 500 SM dan 900 SM dan Lambayeque terbentuk sekitar 750 SM dan 1375.
Hal itu menguatkan bahwa peradaban-peradaban tersebut saling beriteraksi pada satu titik. Namun tak diketahui bagaimana para wanita bisa berada di situs peradaban Lambayeque. Kemungkinan besar mereka ditangkap atau dibawa sebagai budak.
Ritual dan rincian pengorbanan hingga kini belum diketahui, namun upacara tersebut diduga diadopsi atau diambil dari peradaban Inca yang kemudian berkembang di wilayah tersebut.
Reruntuhan suaka yang diduga digunakan peradaban Inca untuk melakukan pengorbanan anak kepada Tuhan mereka belum lama ini ditemukan di hutan terpencil di pengungan Peru.
Pada bulan Oktober, petualang asal Spanyol tak sengaja menemukan kompleks religius itu di pegunungan Vilcabamba 150 kilometer utara dari kota Cusco di Peru.
Sistem gua dekat reruntuhan yang digunakan sebagai makam untuk mengubur orang-orang yang menjadi persembahan.
Terowongan gua tersebut diduga tercatat sejak zaman Túpaq Inca Yupanqui, penguasa peradaban Inca antara 1471 hingga 1493.
Dibawah kekuasaannya, pengorbanan anak kepada Tuhan mereka dilakukan pada musim kering dan ketika bencana datang, dengan harapan mendatangkan penduduk rezeki yang besar.