Liputan6.com, Jakarta - Tergantung persepsi Anda dalam menilai, game mobile free-to-play seperti Clash of Clans dan Game of War bisa menjadi cermin dari kesalahan yang terjadi dalam video game sekarang, atau kebaikan dimana industri game sukses mengadopsi micro-transaction kedalam game.
Suka atau tidak, satu hal yang pasti Clash of Clans (CoC) dan Game of War sudah meraup untung yang luar biasa besar di 2015 dengan cara ini. Begitu besar keuntungan yang mereka dapat, jika digabungkan pendapatan digital mereka sudah menyamai 10 judul game teratas versi digital yang beredar dipasaran saat ini -sekitar US$2.1 miliar-.
Baca Juga
Advertisement
Dikutip dari SuperData Research -pengamat industri game-, Kamis (28/1/2016), Game of War: Fire Age game yang dikembangkan oleh Machine Zone, sudah meraup keuntungan sebesar US$ 779 juta di 2015. Sedangkan game Clash of Clans besutan Supercell sendiri sudah meraup untuk sekitar US$ 1.3 billion.
Bila dibandingkan dengan keuntaungan yang didapat oleh judul game konsol, seperti Call of Duty: Advanced Warfare. Game ini mendapat keuntungan hingga US$335 juta melalui Playstation Store dan Xbox Marketplace. Menyusul CoD adalah Grand Theft Auto 5 dengan pendapatan sebesar US$332 juta.
Walau banyak orang lebih memilih beli game dalam bentuk fisik ketimbang versi digital. Penjualan konsol saat ini relatif tidak mengalami peningkatan.
Hingga saat ini, Grand Theft Auto V masih memimpin sebagai game paling laris sepanjang masa. Hanya dalam tiga hari rilis dipasaran, game ini sudah mencapai US$ 1 bilion, dan US$ 800 juta 24 jam setelah tiba dirak-rak toko game di Amerika Serikat. Sedangkan Clash of Clans (CoC) sendiri sebagai game mobile paling favorite sejak rilis hingga sekarang.
(Ysl/Why)