Banjir dan Longsor Picu Jembatan Putus di Jambi

Setidaknya ada 5 wilayah kota dan kabupaten Jambi kini terkepung banjir dan terancam bencana tanah longsor.

oleh Bangun Santoso diperbarui 29 Jan 2016, 06:39 WIB
Ilustrasi Banjir (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jambi - Bencana banjir dan tanah longsor makin meluas di sejumlah wilayah di Provinsi Jambi. Setidaknya ada 5 wilayah kota dan kabupaten kini terkepung banjir dan terancam bencana tanah longsor.

5 daerah itu, di antaranya, Kabupaten Kerinci, Merangin, Sarolangun, Muarojambi, dan Kota Jambi.

Di Kabupaten Kerinci sendiri, sedikitnya 3 kecamatan di daerah itu, pagi ini dilaporkan terendam banjir. Hal ini berdasarkan informasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kerinci.

Ketiga kecamatan itu, yakni Sitinjau Laut, Air Hangat Timur, dan Depati Tujuh.

"Banjir ini akibat meluapnya Sungai Batang Merao dan Sungai Sungkil. Banjir setinggi 30 centimeter lebih sudah merendam permukiman dan lahan warga," ujar Kepala BPBD Kabupaten Kerinci Evi Rasmianto saat dihubungi dari Jambi, Jumat (29/1/2016).

Guna mengantisipasi, Evi mengaku sudah menerjunkan tim ke lokasi bencana untuk memberikan bantuan kepada korban banjir di daerah itu.


Jembatan Putus

Sementara itu bencana banjir dan tanah longsor dilaporkan melanda Kabupaten Merangin. Di daerah ini, banjir menyebabkan sebuah jembatan gantung satu-satunya akses menuju Desa Tanjung Berugo, Kecamatan Lembah Masurai, Kabupaten Merangin putus.

Putusnya jembatan dikarenakan tidak kuat menahan luapan air sungai di daerah itu. Seperti dikatakan oleh seorang warga Desa Tanjung Berugo, Bujang.

"Putusnya jembatan terjadi Rabu (27 Januari 2016) dinihari. Warga desa kami kini terisolasi," ujar Bujang.

Menurut Bujang, luapan air terjadi akibat lebatnya hujan yang terjadi beberapa hari hampir sepanjang hari.

Sementara itu, Kapolsek Lembah Masurai, Iptu Ismail mengatakan, akibat hujan lebat menyebabkan tanah longsor di Desa Dusun Tuo. 7 orang warga dilaporkan menjadi korban, namun ditemukan selamat.

"Kejadian pada Rabu dinihari, saya pastikan tidak ada yang meninggal. Karena sebelum longsor terjadi, warga sudah keluar rumah semua," kata Ismail.


Siaga IV

Pejabat Gubernur Jambi, Irman mengatakan, jajarannya sudah siap menghadapi bencana banjir dan tanah longsor. Untuk menanggulangi banjir, Pemprov Jambi telah bekerjasama dengan Kementrian PU dengan menandatangani kontrak senilai Rp 278 miliar hingga 2017.

"Di Jambi akan dibangun pompa penanggulangan banjir. Dan ini baru saja ditinjau oleh Dirjen Sumber Daya Alam Kementrian PU," ujar Irman.

Irman menyebutkan, berdasarkan laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jambi, warga Jambi yang berada di kawasan daerah aliran sungai (DAS) sudah diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan meluapnya air sungai secara tiba-tiba.

Ketinggian air sungai Batanghari berdasarkan alat pengukur di kawasan Taman Rajo, Kota Jambi sudah mencapai 13,20 meter. Artinya, sudah masuk Siaga IV.

"BPBD se-Provinsi Jambi saat ini terus melakukan pemantauan di daerah-daerah rawan banjir. Di samping itu sudah disiapkan posko siaga di setiap kabupaten karena air sudah mulai masuk ke permukiman warga di pinggiran sungai," pungkas Irman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya