Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat peningkatan konsumsi elpiji bersubsidi 3 Kilo gram (Kg) setiap tahunnya. Salah satu faktor peningkatan tersebut adalah bertambahnya rumah tangga baru.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja mengatakan, konsumsi elpiji 3 Kg 1,77 juta Metrik Ton (MT) dari 2009 terus meningkat hingga mencapai 5,57 juta MT pada 2015. Dengan total kapasitas mencapai 27,1 juta MT dari 2009-2015. Sedangkan konsumsi elpiji diperkirakan 6,6 juta MT pada 2016.
"Kalau melihat dalam bentuk angka, volume bagaima pertumbuhannya?. Pertumbuhan elpiji dan berapa minyak tanah yang ditarik angkanya seperti ini, elpiji naik terus," kata Wiratmaja, di Jakarta, Jumat (29/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Wiratmaja menuturkan, faktor lain peningkatan konsumsi elpiji yang dibungkus dengan tabung berkelir hijau tersebut adalah penambahan rumah tangga baru.
"Di samping perekonomian bertambah, jumlah rumah tangga bertambah, yang menikah dan punya anak nambah terus. Sehingga konsumsi elpiji ini meningkat terus," ujar Wiratmaja.
Wiratmaja mengatakan, program konversi minyak tanah ke elpiji 3 Kg terbilang sukses. Lantaran, 9 juta Kilo Liter (KL) minyak tanah yang ditarik pemerintah dapat digantikan dengan elpiji.
"Kalau kami lihat minyak tanah yang ditarik itu, sudah melebihi target. Jadi per tahun itu 9 juta kl kami gantikan elpiji. Sehingga kalau dari bentuk subsidi menunjukkan angka yang cukup besar. Ini program dari sisi anggaran pemerintah, program cukup sukses. Dengan beberapa kelemahan-kelemahan," tutur Wiratmaja. (Pew/Ahm)