Pria Ini Mengaku Berhasil Diet Gara-gara Makan Pizza

Pizza biasanya dipandang sebagai makanan berkalori tinggi, tapi koki ini malah menyantap pizza untuk menurunkan berat badan. Bagaimana bisa?

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 30 Jan 2016, 07:00 WIB
Koki di New York ini berdiet dengan cara menyantap pizza sehat. (Sumber news.com.au)

Liputan6.com, New York - Pernah merasakan perjuangan menurunkan berat badan? Lebih mudah bicara, bukan? Sudah berbagai jenis diet dicoba, mulai dari Atkins, makan Paleo dan banyak lagi. Lain caranya diet oleh seorang pria yang berprofesi sebagai koki di New York ini.

Dikutip dari news.com.au pada Sabtu 29 Januari 2016, koki itu berhasil menurunkan hingga 42 kilogram dengan menyantap suatu jenis makanan berkalori tinggi. Pasquale Cozzolino (38), yang aslinya berasal dari Naples, Italia, melakukan diet pizza! 

Pria itu hijrah ke kota New York pada 2011 untuk bekerja di PizzArte di kawasan Midtown. Tak disangka, baru sebentar saja di AS ia sudah bertambah berat. Pria setinggi 198 meter ini memiliki berat 115 kilogram ketika pertama kali datang ke AS.

Ukuran pinggangnya bertambah karena ia berpetualang ke sejumlah restoran dan memakan cemilan untuk menghadapi stress.

“Saya bisa menyemil 10 hingga 12 Oreos," ujarnya. 

Kemudian, ia pindah ke restoran Ribalta di kawasan East Village dan menjadi koki kepala.

“Suatu waktu, saya pernah menghabiskan 1 kotak besar Oreo sendirian. Seperti obat buat saya.” Bukan hanya itu, ia menenggak 2 atau 3 kaleng soda setiap hari.

Belum memasuki 2012, berat tubuhnya sudah 167 kilogram dan ukuran pinggang celananya mencapai 128 centimeter.

Ketika ia mengunjungi keluarganya di Italia, orang-orang tidak mengenalnya lagi. Iapun merasa tersingkirkan, secara mental dan jasmani.

“Saya menderita masalah dengkul, punggung, lalu ada 3 tukak lambung," kenangnya terhadap masalah berat badannya dahulu. Ia bahkan kesulitan membawa anak balitanya ke taman karena nyaris tak bisa berjalan.

Peringatan keras datang pada Juni 2015 ketika Cozzolino mendatangi dokter keluarga di Upper East Side.

“Dokterku berkata, ‘Kamu harus menurunkan berat badan atau kamu akan mendapatkan serangan jantung," imbuh Cozzolino.

Ia tidak pernah diet sebelumnya, namun berniat meraih kembali tubuh lamanya. Si koki itu menghitung BMI dan menduga bahwa kalau ia memasok di bawah 2.700 kalori setiap hari, maka ia bisa menurunkan berat badan.

Menurut ahli gizi Amy Shapiro, seorang pria usia 30-an dengan tinggi sedang 190cm memerlukan 1.800 hingga 2.200 kalori per hari untuk menurunkan berat badannya. Sementara, kaum wanita memerlukan 1.400 hingga 1.800 kalori.

Cozzolino menghentikan makanan manis-manis dan minuman soda dan menyantap setengah porsi biasanya dengan fokus pada diet Mediterranian yang berisi buah dan sayuran—dari menu restorannya.

Pizza margherita membantu menurunkan berat badan karena durasi fermentasi dan jenis toppingnya. (Sumber akun ckoastoria di Instagram)

Untuk makan siang setiap hari, ia menyantap pizza margherita utuh. Walaupun tampaknya berlawanan dengan rencana diet, ia menjelaskan bahwa sajian gaya Neapolitan ini tidak sama dengan sajian biasa gaya New York.

Bahan rotinya terbuat hanya dari air, tepung, ragi, dan garam—tanpa mentega atau lemak—dan toppingnya ringan-ringan saja, misalnya saus tomat segar, selapis tipis keju mozzarella dan taburan daun basil.

Terlebih lagi, bahan rotinya berfermentasi selama 36 jam sehingga prosesnya mengurangi jumlah gula alamiah dan menyisakan karbohidrat kompleks yang lebih sehat, lebih mudah dicerna, dan membantu merasa tetap kenyang.

“Makanan itu membuat kita tetap merasa kenyang, dan karena mengandung hanya 540 hingga 570 kalori, makanan menjadi solusi yang cepat dan tepat untuk makan siang atau malam.”

Selain itu, ia melengkapi dietnya dengan mengikuti kelas kickboxing 2 atau 3 kali seminggu di dekat tempat tinggalnya di Long Island City di kawasan Queens.

Selain mengatur makanan, koki kepala ini melakukan olahraga kickboxing. (Sumber akun ckoastoria di Instagram)

Pizza rasa biasa juga membantunya bertahan dengan diet itu.

“Pizza itu membantunya menghindari jajanan sampah. Kalau kita makan pizza, kita tidak perlu makan yang lain.”

Sejujurnya, dietnya tidak semudah itu. Pada awalnya, ia sering merasa pusing dan ogah-ogahan. Tapi, setelah bulan pertama, tubuhnya menyesuaikan dan beratnya mulai turun. Setelah 3 bulan, ia telah menurunkan 18 kilogram.

Ia berlibur ke Naples dan menjadi semakin terilhami setelah melihat pria-pria yang terlihat bugar di pantai.

“Awalnya, saya merasa tertekan, tapi hal itu sangat memotivasi.”

Kemudian ia menurunkan hingga 24 kilogram lagi.

“Saya senang. Muka saya berubah. Saya memiliki banyak tenaga. Pencernaan saya bagus. Saya tidak lagi mengalami tukak lambung. Punggung dan dengkul saya tidak sakit lagi.”

Pria ini menurunkan berat badan dengan menyantap pizza dan olahraga. Perbandingan sebelum dan sesudah diet. (Sumber news.com.au)

Belakangan ini, beberapa pelanggannya tidak mengenalinya lagi karena perubahan  besar pada dirinya. “Mereka bilang, ‘Kamu kelihatan hebat, terlihat luar biasa’—dan itu menambah motivasi.”

Ukuran pinggangnya sekarang 36.

“Saya sangat gembira jika pengalaman saya dapat membantu seseorang untuk meraih hidup yang lebih baik.”

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya