Liputan6.com, Jakarta - PT United Tractors Tbk (UNTR) melakukan sejumlah langkah untuk menghadapi harga batu bara merosot.
Sekretaris Perusahaan PT United Tractors Tbk Sara Loebis menuturkan kondisi bisnis batu bara yang saat ini sedang mengalami masalah global. Harga batu bara terus menurun sehingga menyebabkan para pemilik tambang menurunkan produksi.
Karena itu, perseroan dan grup perseroan di bidang usaha jasa kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara juga terkena dampak akibat penurunan produksi oleh pelanggan.
Karena adanya penurunan produksi dari pelanggan maka dilakukan penyesuaian kapasitas produksi terkait alokasi sumber daya yang dimiliki berupa jumlah alat berat dan tenaga kerja.
Sara mengatakan, khusus untuk penyesuaian alokasi tenaga kerja dilakukan sejumlah langkah-langkah antara lain pengaturan waktu kerja, tidak memperpanjang karyawan kontrak yang telah habis masa kontraknya, dan program pengunduran diri secara sukarela.
Baca Juga
Advertisement
"Untuk program pengunduran diri secara sukarea telah berakhir dan ditutup pada akhir tahun 2015," kata Sara dalam keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (29/1/2016).
Sara mengatakan, rencana perseroan dan grup perseroan atas langkah-langkah yang dilakukan untuk penyesuaian alokasi tenaga kerja tidak akan mempengaruhi kelangsungan usaha perseroan.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan hingga sembilan bulan pertama 2015, pendapatan bersih turun menjadi Rp 38,29 triliun dari periode sama tahun sebelumnya Rp 40,80 triliun. Laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk naik menjadi Rp 5,57 triliun hingga kuartal III 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,77 triliun.
Laba bersih naik diuntungkan dari pelemahan rupiah karena perseroan memperoleh sebagian pendapatan dan mempunyai aset moneter dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS).
Pada segmen usaha mesin konstruksi, pendapatan bersih turun 10 persen seiring penjualan alat berat Komatsu menurun 40 persen menjadi 1.799 unit. Meski pun penurunan ini diimbangi oleh peningkatan pendapatan suku cadang.
Selain itu, PT Pamapersada Nusantara, anak usaha perseroan di kontraktor penambangan batu bara mengalami penurunan pendapatan bersih sebesar tujuh persen karena kontrak produksi batu bara turun menjadi empat persen. (Amd/Ahm)