Liputan6.com, Jakarta Vektor penular Zika sama dengan demam berdarah dengue dan chikungunya. Mengenai gejala yang ditimbulkan pun mirip dengan ketiga penyakit tersebut. Untuk bisa menentukan apakah pasien tersebut terkena infeksi virus Zika tidak bisa hanya melihat dari gejalanya saja.
"Gejala Zika dan DB mirip dan tidak khas sehingga baru diketahui apakah seseorang terinfeksi virus Zika atau tidak jika sudah melalui pemeriksaan laboratorium. Tidak hanya bisa melihat dari gejalanya saja," tutur Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M.Kes.
Baca Juga
Advertisement
Pemeriksaan tes laboratorium virus Zika hanya bisa dilakukan di dua tempat yakni Lembaga biologi molekuler Eijkman serta Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI.
"Pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah dengan PCR," seperti diterangkan dokter Wiendra di Kantor Kemenkes, Jakarta pada Jumat (29/1/2016).
Adapun gejala infeksi virus Zika diantaranya demam, kulit berbintik merah, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri otot, sakit kepala, kelemahan dan terjadi peradangan konjungtiva.