Ahok: Eks Gafatar Tak Bisa Satu Kelompok, Nanti Seperti The Raid

Ahok akan menampung mantan anggota Gafatar yang tidak punya tempat tinggal.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 29 Jan 2016, 18:33 WIB
Sejumlah pengungsi eks anggota Gafatar tiba di Penampungan Youth Center, Sleman, Yogyakarta, Jumat (29/1). Mereka sebelumnya ditampung sementara di wisma Haji Donohudan, Boyolali untuk menjalani pendataan kependudukan (Foto: Boy Harjanto)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersedia menempatkan mantan anggota Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang tidak memiliki tempat tinggal. Rencananya, mereka akan ditampung di rumah susun. Namun para eks Gafatar ini harus ditempatkan secara terpisah-pisah.

Alasan tersebut dilakukan agar eks anggota Gafatar ini tidak saling memprovokasi setelah menjalani penyuluhan di panti sosial‎, Cipayung, Jakarta Timur. Apalagi sampai menjadikan rusun sebagai markas mereka dan kembali membesarkan organisasi tersebut.

"Kalau memang mereka tidak transmigran, kalau ada rusun kita mungkin akan sediakan rusun buat mereka. Tapi tidak bisa kelompok. Nanti kayak film The Raid lagi, kalau satu kelompok susah," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Jumat (29/1/2016).


Namun begitu, menampung eks anggota Gafatar di rusun adalah pilihan terakhir. Sebab, saat ini petugas tengah berupaya mencari keberadaan keluarga mereka‎.
 
"Mereka akan dikasih ke saudaranya dulu, dipulangin ke saudaranya. KTP kalau hilang kan kita punya data, nasional kan juga punya data. KTP kita itu kan NIK (Nomor Induk Kependudukan)-nya berlaku sama. Tinggal alamatnya aja," tutur Ahok.

‎Ribuan eks anggota Gafatar yang tinggal di Kalimantan dipulangkan ke Jawa. Ratusan orang yang dibawa ke Jakarta ditampung di Panti Sosial Bina Insan 2 Ceger dan Rumah Perlindungan dan Trauma Center Cipayung, Jakarta Timur. Sebagian besar dari mereka berasal dari DKI Jakarta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya