Liputan6.com, Jakarta - Pada sebuah bangunan rumah, rangka bangunan merupakan struktur pendukung utama yang harus diperhatikan oleh setiap calon pembeli rumah baru.
Khusus bangunan rumah permanen, rangka bangunan dibuat dari konstruksi beton bertulang dengan dinding dari pasangan bata atau batako. Rangka bangunan memiliki beberapa syarat, agar kokoh.
Advertisement
Benny Puspantoro, Akademisi Arsitektur Unika Atma Jaya yang dilansir dari www.rumah.com menyimpulkan, setidaknya terdapat empat syarat yang harus diperhatikan dalam membuat rangka bangunan seperti ditulis Minggu (31/1/2016):
1. Rangka bangunan harus mempertimbangkan kestabilan yang mantap, untuk memberikan bentuk yang permanen dan mampu mendukung konstruksi atap rumah.
2. Rangka bangunan bisa memberikan keindahan yang anggun dan artistik.
3. Rangka bangunan dapat memberikan kenyamanan tinggal bagi penghuninya.
4. Rangka bangunan menggunakan bahan yang banyak terdapat di lokasi pekerjaan, agar harga bangunannya menjadi murah.
Untuk bangunan rumah tidak bertingkat yang dinding-dinding penyekatnya dari pasangan bata, harus diberi perkuatan konstruksi beton bertulang praktis, seperti balok sloof, kolom praktis dan balok atas (balok keliling, ringbalk).
Contoh sloof
Contoh kolom praktis
Pemakaian konstruksi beton bertulang praktis pada bangunan tidak bertingkat dipilih sebagai bahan terbaik untuk tipe rumah yang kerap terjadi gempa, seperti Indonesia. Tahukah Anda, dalam proses pemasangan bata harus memenuhi standar yang benar?
Pemasangan bata harus memenuhi lima hal yang harus diperhatikan, antara lain:
1. Bata harus dibasahi sampai gelembung udara dalam bata ke luar semua
2. Tidak boleh ada perekat tegak yang merupakan satu garis lurus dari bawah sampai ke atas, untuk pasangan ½ batu selisih perekat tegak ½ batu, untuk pasangan 1 batu selisih perekat tegak ¼ batu
3. Bata potongan yang kurang dari ½ batu sebaiknya tidak dipakai lagi
4. Tidak memasang bata lebih dari 1 meter setiap harinya
5. Untuk memperoleh pasangan bata yang tegak dan lurus dipakai bantuan batang kayu yang dipasang berdiri tegak lurus pada kedua tepinya.
Untuk membuat dinding pasangan bata menjadi halus, rapi dan bersih, dapat ditutupi dengan lapis penutup yang disebut plesteran. Bahan campuran untuk plesteran dibuat sama dengan bahan untuk pasangan batanya.
Pada plesteran tepi atau sponneng harus dibuat dengan campuran semen-pasir dengan perbandingan 1:2, agar kuat dan tidak mudah rusak oleh benturan dengan benda lain.
Pada dinding luar harus digunakan cat tembok yang tahan pengaruh cuaca luar agar tidak mudah mengelupas dan luntur. Selain dengan cat tembok plesteran dapat juga diberi lapis coraltex (batu-batu lembut berwarna) atau dicat semprot bemotif.
Langit-langi bangunan
Contoh langit-langit
Langit-langit atau plafon adalah lapisan yang membatasi rangka bangunan dengan rangka atap. Fungsinya antara lain sebagai batas tinggi suatu ruangan, penangkal panas, atau meredam suara air hujan yang jatuh di atas atap, terutama pada penutup atap dari logam, sebagai tempat untuk menggantungkan bola lampu, dan untuk meletakkan kabel-kabel listrik di bagian atasnya.
Untuk daerah tropis tinggi plafon jangan dibuat terlalu rendah, sebaiknya dibuat tiga meter atau lebih, agar sirkulasi udara lancar, sehingga udara dalam ruangan tidak menjadi pengap dan panas.
Untuk seluruh ruangan, tinggi plafon dapat dibuat sama, tapi bila menghendaki suasana yang akrab, tinggi plafon dibuat rendah saja, misalnya pada ruangan keluarga atau ruang tamu. (Kantri M/Ahm)