Kadin Usul Pengolahan Gas Blok Masela Dibangun di Darat

bila dibangun di laut (Kilang Apung), kilang tersebut tak ada manfaatnya bagi penduduk lokal dan perekonomian di KTI.

oleh Nurmayanti diperbarui 30 Jan 2016, 14:03 WIB
ilustrasi pipa Gas

Liputan6.com, Jakarta Kamar Dagang dan Industri Kawasan Timur Indonesia (Kadin KTI) mengusulkan Presiden Joko Widodo memutuskan lokasi Kilang Masela dibangun di darat. Sebab bila dibangun di laut (Kilang Apung), kilang tersebut tak ada manfaatnya bagi penduduk lokal dan perekonomian di KTI.

“Kalau di laut ya kembali hanya Jakarta lagi yang diuntungkan sebab perusahaannya beralamat di Jakarta, yang dapat pajak pusat. Bagaimana dengan Ambon, Maluku, yang jelas-jelas di wilayah kilangnya,” ujar Wakil Ketua Umum dan Koordinator Kadin KTI H.Andi Rukman Karumpa dalam keterangannya, Sabtu (30/1/2016).

Andi mengatakan, proyek Kilang Masela harus dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan dunia usaha di kawasan Indonesia Timur agar multiplier effectnya bisa dirasakan warga setempat. Jika dibangun di laut atau sebaliknya, dia mengatakan proyek itu berpotensi mendapatkan penolakan.

“Kan rugi nanti dia. Sudah bangun kilang di laut. Investasi besar. Tapi kemudian ditolak masyarakat. Makanya, Kadin usulkan di darat saja,” ujar Andi.

Sebab itu, Andi berharap agar Presiden Jokowi memutus kilang tersebut dibangun di darat. “Kami harapkan Presiden secara bijak memutuskan di darat, supaya pengusaha-pengusaha lokal juga dilibatkan dalam proyek pembangunan atau sebagai pemasok dikilang ini,” pungkas Andi.

Kehadiran kilang, katanya, tidak hanya ditujukan untuk mendorong pemasukan devisa bagi negara, namun juga dapat menjadi pemicu munculnya investasi lainnya di KTI. Terlebih saat ini, pemerintah tengah massif membangun infrastruktur di KTI.

”Jadi kalau dia bangun didarat, ini akan menjadi pengumpan bagi investasi lainnya masuk ke KTI, utamanya terkait dengan pembangunan infrastruktur dan manufaktur. Kan ini yang masih rendah pertumbuhannya di KTI. Di Jawa saja manufaktur masih rendah pertumbuhannya, apalagi di KTI,” papar Andi. (Nrm/Zul)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya