Ketua MPR: Wawasan Kebangsaan Cara Tangkal Radikalisme

Bangsa Indonesia adalah negara berketuhanan, karena itu jangan mudah terkecoh oleh janji surga.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 31 Jan 2016, 09:12 WIB
Ketua Umum Partai Amanat Nasional, Zulkifli Hasan saat Konferensi Pers terkait Kemenangan PAN dalam Pilkada Serentak, Jakarta, Kamis (10/12). Sebanyak 140 pasangan calon yang diusung Partai PAN berhasil unggul dalam quick count. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Munculnya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) belakangan, turut memunculkan gerakan radikalisme lain di Tanah Air. Seperti beredarnya buku pelajaran TK di Makassar, Sulawesi Selatan dan Depok, Jawa Barat.

Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, buku-buku tersebut harus dimusnahkan. Masyarakat juga diimbau berhati-hati terhadap gerakan radikalisme yang tersembunyi.

"Kita harus hati-hati. Kita harus musnahkan buku-buku yang mengandung paham radikalisme, kita isi dengan budaya Indonesia," kata Zulkifli saat menghadiri acara pelantikan JCI di Balai Kartini Jakarta, Jumat 29 Januari 2016.

Dulu, kata Zulkifli, ada pelajaran Pendidikan Moral Pancasila dan Kewarganegaraan namun sekarang tidak ada lagi, justru diisi dengan buku-buku radikal. Karena itu, wawasan kebangsaan harus diperkuat di berbagai kalangan.


"Kita harus memperkuat lagi roh wawasan kebangsaan kita di berbagai kalangan, yang selama ini ditinggalkan. Kalau dulu ada lembaga khusus untuk membangun wawasan kebangsaan, sekarang hanya MPR," imbau dia.

"Kita perkuat kembali, terutama anak-anak muda kita mengenai wawasan kebangsaan, Pancasila. Kita adalah orang berbudaya yang mempunyai nilai-nilai luhur," sambung dia.

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menambahkan, bangsa Indonesia adalah negara berketuhanan, karena itu jangan mudah terkecoh oleh janji surga.

"Tanya kepada para ulama dan tokoh masyarakat. Jangan mudah tertipu, ngebom bunuh diri. Yang tentu bertentangan dengan kita, wawasan kebangsaan, Pancasila, dan bertentangan dengan prinsip-prinsip hidup kita," tutup Zulkifli.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya