Jika Masinton Minta Maaf, Dita Bakal Cabut Laporan?

Jika Masinton berani mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada Dita, proses hukum yang kini berjalan bisa saja dihentikan.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 31 Jan 2016, 16:10 WIB
Politikus PDI Perjuangan Masinton Pasaribu (kiri) berbicara saat diskusi bertajuk "Benarkah Kabinet Kerja Jokowi-JK Gagal?" di Jakarta, (24/12). Ia mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi berencana merombak kabinet jilid kedua. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu dilaporkan staf ahlinya di DPR, Dita Aditia Ismawati ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri terkait dugaan tindak pidana penganiayaan. Dita sendiri tercatat sebagai salah satu kader Partai Nasdem DKI Jakarta.

‎Anggota Badan Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Wibi Andrino yang mendampingi Dita saat melaporkan berharap, Masinton mengakui dugaan penganiayaan yang dilakukannya terhadap Dita.

"Masinton akuilah penganiayaan yang telah dilakukan, kalau dia ksatria akui dan minta maaf ke Dita," kata Wibi kepada Liputan6.com di Jakarta, Minggu (31/1/2016).

Dia berujar, jika Masinton berani mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada Dita, maka proses hukum yang kini tengah berjalan di Bareskrim Polri bisa saja dicabut.

"Iya bisa saja, tapi balik lagi ke Dita dan Masintonnya, itu bisa dibicarakan secara kekeluargaan. Minta maaflah sama Dita dan akui kesalahan," ujar Wibi.

Dia juga mengaku pernah menanyakan langsung ke Masinton perihal dugaan penganiayaan tersebut. Namun, Masinton menjawab jika ia tidak merasa telah menganiaya Dita.

"Saya pernah telepon Masinton, tapi ya ngelak enggak ngaku mukul Dita. Dia bilang bohong itu cerita segala macam. Saya sampai bilang kalau Dita ngomongnya begitu, Masinton ngomongnya begitu, kita lapor saja ke polisi. Tapi waktu ngomong Masinton itu kayak yang ragu-ragu, dia bilang enggak ada relevansinya lah apalah," tandas Wibi.

Masinton Membantah

Masinton sendiri ketika dikofirmasi membantah melakukan pemukulan. Dia justru menduga ada motif politis di belakang pelaporan itu.

"Aku dituduh mukul dia, ini jelas pembunuhan karakter. Karena kejadiannya itu tanggal 21 Januari 2016, sudah mau sepuluh hari, terus tiba-tiba melakukan pelaporan ke polisi. Ya aneh," ujar Masinton, Sabtu (30/1/2016)

Dia menjelaskan, waktu itu Kamis, 21 Januari 2016 sekitar pukul 11.00 WIB. Dirinya bersama sopir dan staf ahli yang lain, baru pulang dari sebuah acara. Tak berapa lama kemudian, staf ahlinya ditelepon Dita yang minta dijemput di Cikini karena lagi mabuk berat.

"Karena sudah malam saya antar saja. Supirku yang ke dalam. Dita jalan sempoyongan sambil dipapah. Terus dia duduk depan. Sopirku duduk di sampingku. Kemudian kami jemput mobil Dita di kantor Nasdem. Mobil Dita lalu dibawa oleh sopirku," ujar Masinton. Mobil Masinton disetir staf ahlinya yang lain itu.

Selama di mobil, Masinton mengatakan, Dita bertingkah histeris, namun karena mengetahui Dita dalam pengaruh alkohol, dirinya diam saja.

Tak berapa lama kemudian, lanjut dia, Dita bertingkah dengan menarik stir mobil ke kiri hingga oleng. Sopir refleks mengerem mendadak, lalu tangannya ditepis dan terpental kena wajah Dita.

"Namanya mabok gua diem aja lah. Habis itu dia turun teriak-teriak. Di MTH Square, dia turun. Tadinya ditawari berobat dan Dita jawab gak papa dan gak ada darah apa-apa," papar Masinton.

Jadi, lanjut Masinton, lewat kejadian ini, ada kesan sengaja ingin merusak nama baik dirinya. "Ya, kita lihat saja," tandas Masinton.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya