Liputan6.com, Semarang - Tiga bulan terakhir warga Jomblang Legok, Semarang, Jawa Tengah terteror keberadaan maling yang sangat licin. Maling ini bahkan sempat disebut maling sakti dan mampu menghilang karena meski dikepung hingga jalan buntu namun tak juga tertangkap.
Bahkan kemudian muncul mitos dan cerita dari mulut ke mulut bahwa maling itu memiliki ajian belut putih. Ini nama sebuah ajian yang diyakini sebagian masyarakat Semarang yang mampu membuat pemiliknya selalu lolos dari sergapan musuhnya.
Pada Minggu (31/1/2016) mitos maling sakti itu kembali mencuat. Pemicunya, ditangkapnya seorang laki-laki yang hendak mencuri sebuah tas wanita.
Kronologi ceritanya, ketika Kampung Jomblang Legok sepi, tiba-tiba terdengar suara mencurigakan dari rumah Katno. Kebetulan Katno tak di rumah, namun ada keponakannya bernama Jusli (28) sedang melihat televisi.
"Saat saya lihat, ada orang bertopi sedang berusaha mengambil tas yang ditaruh di belakang pintu. Tadi ruang tamunya memang terbuka, dia masuk mau ambil tas. Tangannya sudah di tas," kata Jusli di Mapolsek Candisari, Minggu (31/1/2016).
Baca Juga
Advertisement
Laki-laki setengah baya itu kemudian ditanya. Jawabannya ia sedang mencari gas elpiji. Jusli kemudian mempertanyakan tangannya yang masih memegang tas.
Mereka akhirnya berdebat dan memancing kedatangan tetangga. Para tetangga kemudian menelepon petugas Polsek Candisari yang segera datang.
Menurut Jusli, sebenarnya pria tersebut sudah minta maaf. Bahkan sudah dia lepaskan. Tapi warga sudah terlanjur tahu dan jengkel.
"Saya disuruh panggil lagi orang itu, kebetulan masih ingat wajahnya," kata Jusli.
Pria itu diinterogasi di kantor polisi. Kepada petugas ia mengaku bernama Selo (45), warga Plampitan. Diakui bahwa ia memang berniat mengambil tas jinjing tersebut.
"Kan tas cewek. Buat apa?" tanya petugas.
"Buat kerja nanti malam lah pak. Saya sekarang memang bernama Selo. Tapi kalau malam kan nama saya Sheila," kata pria itu dengan bahasa tubuh 'melambai'.
Usut punya usut, ia memang seorang waria. Dia mengaku memiliki kelainan orientasi seksual sudah 20 tahun.
"Saya pingin tasnya buat dandan (berias) nanti malam, saya tidak tahu apa isinya. Katanya tadi setelah dibuka isinya botol minum," kata Selo atau Sheilla ini.
Meski demikian, ia membantah menjadi maling sakti yang selama ini diuber warga. Ia mengaku memang sedang mencari gas elpiji saat peristiwa terjadi. Tapi dia tidak memungkiri percobaan pencurian yang dilakukannya. Ia juga berkilah saat ditanya identitas berupa KTP.
Sementara itu Kapolsek Candisari, Iptu Dhayita Daneswari mengatakan pihaknya masih mendalami keterangan Selo. Kapolsek perempuan termuda di Jawa itu tak langsung begitu saja percaya penjelasan Selo alias Sheilla.
"Jika melihat gesture saat berbicara, apa yang disampaikan bisa jadi benar. Namun kami masih terus mendalami," kata Dhayita.
Ditangkapnya laki-laki yang berubah jadi perempuan di malam hari itu, tidak otomatis menghentikan kegelisahan warga Jomblang Legok akan teror maling sakti. Maling yang pernah terpergok warga berpindah dari satu genteng rumah ke genteng lainnya, layaknya di film-film kungfu klasik.
Dhayita menegaskan pihaknya belum bisa memastikan apakah pencurian yang kerap terjadi di daerah Jomblang termasuk maling sakti ada hubungannya dengan Selo atau Sheilla.
"Dari keterangan tidak ada pengakuan dari pelaku terkait kejadian yang di atas genteng," kata Dhayita.