Jelang Imlek, 1 Ton Kue Keranjang Ludes di Solo

Selain mengarak gunungan kue keranjang, terdapat juga gunungan bakpao, bakpia, janglut, onde-onde, serta gunungan sayuran.

oleh Fajar Abrori diperbarui 01 Feb 2016, 08:29 WIB
Selain mengarak gunungan kue keranjang, terdapat juga gunungan bakpao, bakpia, janglut, onde-onde, serta gunungan sayuran.

Liputan6.com, Solo - Menjelang perayaan Imlek, masyarakat di sekitar Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, menggelar Grebeg Sudiro, Minggu 31 Januari 2016. Kegiatan yang sarat dengan akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa itu menyebar sebanyak 1 ton kue keranjang. Dalam hitungan menit, kue keranjang berjumlah ribuan buah itu ludes dalam 5 menit saja.

Pantauan Liputan6.com, ribuan warga Solo dan sekitarnya memadati kawasan Pasar Gede sejak pukul 12.00 WIB. Padahal, acara baru dimulai sekitar pukul 14.30 WIB. Selain untuk melihat acara kirab Grebeg Sudiro yang mengarak gunungan kue keranjang, ribuan warga itu juga ingin ikut berebutan mendapatkan kue keranjang.

Kirab Grebeg Sudiro kali ini mengambil tema harmonisasi dalam kebhinekaan. Tak hanya barongsai dan liong, berbagai kesenian tradisional dari berbagai daerah ikut meramaikan acara tersebut, seperti dari Boyolali, Riau, Lampung, Kalimantan dan lainnya.

Ketua Panitia Grebeg Sudiro 2016, Septiana mengatakan, dalam kirab kali ini diikuti sebanyak 1.825 orang. Selain itu juga diikuti sebanyak 54 kelompok. "Jumlah peserta yang ikut cukup banyak dan beragam. Ini sesuai dengan tema kali ini, harmonisasi dalam kebhinekaan," ujar dia usai pelaksanaan Grebeg Sudiro di Pasar Gede, Minggu (31/1/2016).


Septiana menyebutkan pihak panitia menyiapkan sebanyak 1 ton kue keranjang untuk dibagikan kepada masyarakat. Selain gunungan kue keranjang, masyarakat juga bisa ikut mendapatkan kue keranjang yang dibagikan oleh panitia.

"Kue keranjang kita bagikan dari atas. Jumlahnya mencapai ribuan kue keranjang yang dibagikan," ucap dia.

Selain mengarak gunungan kue keranjang, terdapat juga gunungan bakpao, bakpia, janglut, onde-onde, serta gunungan sayuran. Beraneka ragam gunungan tersebut merupakan simbol akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa.

Iring-iringan kirab gunungan kue keranjang tersebut diarak mengelilingi kawasan Pasar Gede Solo. Setelah sampai kembali di depan Pasar Gede, warga pun berkumpul di sepanjang jalan depan pasar tersebut untuk ikut berebut kue keranjang.

Selain memperebutkan gunungan kue keranjang, masyarakat juga ikut rayahan kue keranjang yang dilempar dan disebarkan panitia dari lantai 2 bangunan depan Pasar Gede. Kue keranjang sebanyak 1 ton itu ludes dalam hitungan tak lebih dari 5 menit.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya