Dalami Dugaan Penganiayaan Masinton, MKD Koordinasi dengan Polisi

MKD juga masih menunggu ada pihak yang melaporkan soal dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh Masinton Pasaribu.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 01 Feb 2016, 10:14 WIB
Politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Mahkamah Kehormatan Dewan akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mendalami kasus dugaan penganiayaan yang dilakukan Anggota Fraksi PDIP Masinton Pasaribu kepada staf ahli DPR, Dita Aditia Ismawati.

"MKD secepatnya berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan mendukung proses hukum yang memang menjadi kewenangannya. Untuk itu kita hormati bila polisi terlebih dahulu (memproses) dibanding MKD memprosesnya," kata Anggota MKD, Syarifuddin Sudding di Jakarta, Senin (1/2/2016).

MKD, kata Sudding, juga masih menunggu ada pihak yang melaporkan soal dugaan penganiayaan yang dilakukan Anggota Komisi III DPR itu.

"Kami (MKD) menunggu ada pihak yang melaporkan dugaan kasus yang menimpa Masinton," kata Sudding.

Pada Minggu 31 Januari 2015 kemarin, Dita Aditia Ismawati melaporkan Masinton Pasaribu ke Badan reserse Kriminal Mabes Polri terkait tindakan penganiayaan. Dita sendiri tercatat sebagai salah satu kader Partai Nasdem DKI Jakarta.

Anggota Badan Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Wibi Andrino yang mendampingi Dita saat melaporkan berharap, Masinton mengakui dugaan penganiayaan yang dilakukannya terhadap Dita.

"Masinton akuilah penganiayaan yang telah dilakukan, kalau dia ksatria akui dan minta maaf ke Dita," kata Wibi.

Dita menyebut Masinton memukulnya di dalam mobil saat perjalanan dari Cikini, Jakarta Pusat, menuju Cawang, Jakarta Timur, pada Kamis 21 Januari 2016 lalu. Akibat penganiayaan itu, Dita terlihat mengalami luka pada mata sebelah kiri.

Masinton Membantah

Masinton sendiri ketika dikofirmasi membantah melakukan pemukulan. Dia justru menduga ada motif politis di belakang pelaporan itu.

"Aku dituduh mukul dia, ini jelas pembunuhan karakter. Karena kejadiannya itu tanggal 21 Januari 2016, sudah mau sepuluh hari, terus tiba-tiba melakukan pelaporan ke polisi. Ya aneh," ujar Masinton.

Dia menjelaskan, waktu itu Kamis, 21 Januari 2016 sekitar pukul 11.00 WIB. Dirinya bersama sopir dan staf ahli yang lain, baru pulang dari sebuah acara. Tak berapa lama kemudian, staf ahlinya ditelepon Dita yang minta dijemput di Cikini karena lagi mabuk berat.

"Karena sudah malam saya antar saja. Supirku yang ke dalam. Dita jalan sempoyongan sambil dipapah. Terus dia duduk depan. Sopirku duduk di sampingku. Kemudian kami jemput mobil Dita di kantor Nasdem. Mobil Dita lalu dibawa oleh sopirku," ujar Masinton. Mobil Masinton disetir staf ahlinya yang lain itu.

Selama di mobil, Masinton mengatakan, Dita bertingkah histeris, namun karena mengetahui Dita dalam pengaruh alkohol, dirinya diam saja.

Tak berapa lama kemudian, lanjut dia, Dita bertingkah dengan menarik stir mobil ke kiri hingga oleng. Sopir refleks mengerem mendadak, lalu tangannya ditepis dan terpental kena wajah Dita.

"Namanya mabok gua diem aja lah. Habis itu dia turun teriak-teriak. Di MTH Square, dia turun. Tadinya ditawari berobat dan Dita jawab gak papa dan gak ada darah apa-apa," papar Masinton.

Jadi, lanjut Masinton, lewat kejadian ini, ada kesan sengaja ingin merusak nama baik dirinya. "Ya, kita lihat saja," tandas Masinton.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya