Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak variasi dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham sesi pertama awal pekan ini. Laju IHSG ini tertekan di tengah data inflasi Januari 2016 sebesar 0,51 persen atau lebih rendah dibanding Desember 2015 sebesar 0,96 persen.
Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama, IHSG turun 0,58 persen atau 26,95 poin ke level 4.588,20. Indeks saham L45 merosot 0,77 persen ke level 793,86. Sebagian besar indeks saham acuan melemah kecuali indeks saham Pefindo25 naik 0,07 persen ke level 328,80.
Ada sebanyak 115 saham melemah sehingga mendorong IHSG ke zona merah. Sementara itu, 106 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 123.362 kali dengan volume perdagangan 2,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,5 triliun.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 35 miliar. Pemodal lokal melakukan aksi jual dan beli masing-masing sekitar Rp 1,2 triliun. Secara sektoral, sepuluh sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri turun 1,57 persen, disusul sektor saham perkebunan merosot 0,99 persen dan sektor saham pertambangan turun 0,88 persen.
Baca Juga
Advertisement
Pada sesi pertama di awal Februari, IHSG sempat sentuh level tertinggi 4.625 dan terendah 4.588. Meski IHSG melemah, rupiah menguat ke level 13.565 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kalau bursa saham Asia cenderung variasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,41 persen ke level 19.602, indeks saham Shanghai merosot 1,09 persen ke level 2.707,97 dan indeks saham Singapura merosot 0,36 persen ke level 2.618.
Sedangkan indeks saham Nikkei naik 2,14 persen ke level 17.887, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,49 persen ke level 1.921.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham BSIM naik 4,65 persen ke level Rp 450 per saham, saham MERK mendaki 2,9 persen ke level Rp 7.100 per saham, dan saham POLY naik 2 persen ke level Rp 51 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham BMRI turun 1,56 persen ke level Rp 9.450 per saham, saham WIKA merosot 1,25 persen ke level Rp 2.765 per saham, dan saham WTON tergelincir 1,01 persen ke level Rp 980 per saham.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada Januari 2016 sebesar 0,51 persen atau lebih rendah dibanding Desember 2015 yang sebesar 0,96 persen dengan inflasi tahun kalender mencapai 0,51 persen.
Tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2016 terhadap Januari 2015) sebesar 4,14 persen. Komponen inti inflasi mencapai 0,29 persen dan inti tahun ke tahun 3,62 persen.
"Dari 7 tahun lalu dari 2010 inflasi Januari ini paling kecil. Ini mudah-mudahan awal yang baik. Pada Januari 2010 inflasi 0,4 persen, 2011 sebesar 0,89 persen, di 2012 sebesar 0,76 persen, 2013 sebesar 1,03 persen, dan 2014 sebesar 1,07 persen," ujar Kepala BPS Suryamin. (Ahm/Gdn)