Gara-gara Survei, Ahok Naik Pitam Dikritik Adhyaksa Dault

Karena itu, Ahok menyarankan Adhyaksa belajar lagi tentang survei.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 01 Feb 2016, 15:24 WIB
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. (Ahmad Romadoni/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menyebutkan, tingkat elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih tertinggi, yakni 43%.

Tapi, angka tersebut dinilai belum cukup menurut mantan Menpora Adhyaksa Dault, sebagai modal maju pada Pilkada DKI 2017.

Menurut Adhyaksa, angka 43% menunjukan masyarakat Jakarta tidak ingin Ahok menjabat sebagai gubernur lagi. Terlebih, Ahok merupakan calon petahana.

Mendengar komentar itu, Ahok naik pitam. Mantan Bupati Belitung Timur itu menilai Adhyaksa tidak mengerti sistem survei dan harus banyak belajar lagi.

"Itu dia enggak ngerti survei top of mind. Makanya saya pikir Pak Adhyaksa, mungkin dia hanya Menteri Olahraga jadi dia enggak ngerti sistem statistik, sistem survei, dia enggak ngerti," ujar Ahok di Balai Kota Jakarta, Senin (1/2/2016).

"Kalau top of mind itu begini, orang ditanya kira-kira siapa mau jadi gubernur, kemudian orang terbersit menyebut (Ahok) seperti itu. Itu namanya top of mind," sambung dia.

Cara itu, kata Ahok, jelas berbeda dengan pemikiran bila tidak lebih dari 50% berarti seluruhnya tidak mau menginginkan orang tersebut untuk maju kembali.

Suami Veronica Tan itu juga membandingkan perolehan angka dalam survei yang didapat Adhyaksa. Kalau pemikiran itu diberlakukan ke Adhyaksa, berarti 96% orang Jakarta tidak suka sosok Ketua Kwarnas Pramuka itu.

"Adhyaksa Dault cuma berapa persen ya? 4%, saya enggak tahu. Kalau dia gunakan cara seperti itu, kasihan dia dong. Berarti 96% orang Jakarta enggak suka dia. Kan kasihan," ketus Ahok.

Karena itu, mantan politikus Partai Golkar dan Gerindra itu menyarankan Adhyaksa belajar lagi tentang survei. Terlebih, dia juga diusung sebagian masyarakat untuk maju sebagai cagub DKI Jakarta.

"Saya pikir dia enggak mengerti sistem survei, enggak mengerti statistik. Ya mungkin stafnya harus ada yang orang statistik yang mengajari dia," pungkas Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya