Misterius, Rumah Ini Jadi Target Orang yang Kehilangan Ponsel

Aplikasi pencarian ponsel hilang menuntun pemiliknya ke rumah ini di Atlanta. Apa penyebabnya?

oleh Rio Christa Yatim diperbarui 01 Feb 2016, 17:20 WIB
Aplikasi pencari ponsel hilang, menuntun pemiliknya ke rumah ini. (odditycentral.com)

Liputan6.com, Atlanta - Sejak Febuari tahun lalu, Christina dan Michael Saba telah kedatangan sejumlah orang yang mencari ponsel mereka yang hilang.

Belakangan diketahui, secara mengejutkan, aplikasi pencarian ponsel seluruh kota telah menuntun para pemilik ponsel yang hilang ke rumah mereka.

Permasalahan diketahui ketika sebuah keluarga datang dengan cara yang tidak ramah menuntut ponsel mereka untuk dikembalikan. Namun pasangan tersebut hanya bingung dengan permasalahan mereka.

Selang dua bulan kemudian, sekelompok orang kembali mendatangi rumah mereka menuntut hal yang serupa. Agar ponsel mereka yang hilang untuk dikembalikan.

Dan lama-kelamaan, permasalahan semakin memburuk, mereka kedatangan empat orang dalam waktu satu bulan. Sementara sejumlah orang lainnya menghubungi mereka melalui telepon di pagi, siang, dan malam hari juga mencari ponsel mereka.

Masalah ini bahkan melibatkan polisi pada Juni lalu, ketika sinyal ponsel yang hilang milik seorang wanita menuntun petugas ke rumah mereka.

Kedatangan pihak kepolisian membuat Christina dan Michael sebagai tersangka, memaksa mereka untuk duduk di luar selama satu jam sementara mereka mengeluarkan surat penggeledahan.

Hal ini membuat cemas pasangan muda tersebut yang menduga dilibatkan dalam konspirasi besar atau masalah yang memungkinkan berujung pada bencana.

"Hal yang membuatku takut adalah seseorang yang berbahaya bisa saja mendatangi rumah kami karena masalah ini," ungkap Saba kepada majalah Fusion.

"Jika itu terjadi, kurasa mereka tidak akan mau mendengarkan penjelasan kami."

Christina Lee and Michael Saba cemas permasalahan akan berujung pada kekerasan. (odditycentral.com)

Permasalahan ini membuat pihak majalah melakukan penyelidikan kepada perusahaan telepon dan para ahli dalam upaya memecahkan misteri tersebut, tapi hingga kini mereka belum bisa menemukan permasalahannya.

Seorang bernama Ken Westin, Analis Keamanan, mengungkapkan kepada majalah bahwa kemungkinan kesalahan berada pada triangulasi menara ponsel, di mana salah satu dari tiga menara terdapat dekat kediaman Saba dan Lee.

Atas penjelasan itu, mereka berusaha menghubungi pemilik menara terdekat, T-Mobile. Namun mereka tidak mendapatkan balasan.

Dilansir Oddity Central, Jumat(29/01/2016) secara mengejutkan, ini bukan pertama kalinya kekacauan sinyal terjadi di dunia. Kasus serupa dilaporkan pernah terjadi oleh Las Vegas Review-Journal pada tahun 2013, di mana orang terus mendatangi sebuah rumah pria bernama Wayne Dobson mencari ponsel mereka yang hilang.

Tapi, masalah itu bisa diperbaiki setelah penyedia jaringan Sprint menyadari bahwa rumahnya berada di tengah-tengah wilayah pelayanan mereka.

Tapi bagi Lee dan Saba, kasus mereka tak semudah itu, karena ponsel dengan berbagai macam provider ponsel yang hilang terus mengarahkan orang ke rumah mereka.

Aplikasi Apple, pencari ponsel hilang. (odditycentral.com)

Fusion pun mencoba untuk menghubungi pengembang aplikasi Google dan Appel untuk jawaban, namun mereka tidak memiliki spekulasi atas permasalahan itu.

Keluhan mereka pun ditolak oleh Federal Communications Commission (FCC), agensi yang berwenang mengatur pernangkat nirkabel, dengan alasan permasalahan bukan yurisdiksi mereka.

Awalnya, Don Lekei dari Help-My-Tech mengira ponsel terdeteksi melalui Wifi atau pemetaan IP adress, jadi dengan menyetel ulang router milik pasangan tersebut bisa menuntaskan masalah itu. Namun menurut laporan, upaya mereka gagal.

Frustasi dengan permasalahan ini, Lee dan Saba kini berencana untuk mengajukan keluhan resmi kepada FCC. Mereka berharap kisah mereka dapat disebarkan melalui media untuk bisa ditemukan solusinya.

"Tekanan masyarakat pada umumnya bisa membuat perubahan pada masalah seperti ini," ungkap Saba.

"Menyebalkan hal ini harus terjadi kepada kami, tapi kami berharap pengalaman kami kedepannya tidak harus terjadi kepada orang lain."

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya