Meme 'Cirebon Kota Tilang' Bikin Investor Asing Takut

Para investor asing, khususnya dari Tiongkok, sibuk mengontak pengusaha lokal di Cirebon untuk memastikan maksud meme 'Cirebon Kota Tilang'.

oleh Panji Prayitno diperbarui 03 Feb 2016, 08:30 WIB
Para onliner khususnya yang berdomisili di Cirebon merasa geram karena aktivitas petugas kepolisian yang gencar melakukan operasi tilang.

Liputan6.com, Cirebon - Ramainya meme dan kicauan para netizen Cirebon di sosial media tentang tilang membuat pengusaha kelimpungan. Tagar 'Cirebon Kota Tilang' rupanya menimbulkan kekhawatiran pengusaha asing yang akan berinvestasi di Cirebon. Akibatnya, pengusaha lokal yang terkena getahnya.

Salah satunya adalah Baron Prakoso. Pengusaha rumah makan itu mengaku banyak mendapatkan telepon dari rekan maupun koleganya.

"Mereka memastikan apa benar kalau orang datang ke Cirebon akan mudah kena tilang, melihat ramainya sosmed dan pemberitaan di online," aku Baron kepada wartawan, Selasa 2 Februari 2016.

Kekhawatiran tersebut, sambung Baron, dapat berimbas kepada sikap calon investor untuk memilih 'wait and see' untuk berinvestasi di Cirebon.

Menurut dia, keluhan masyarakat yang disampaikan melalui sosmed perlu menjadi perhatian serius semua kalangan dan lembaga pemerintah.


Baron menyebutkan, salah satu perusahaan Tiongkok yang akan berinvestasi di Cirebon bergerak di bidang industri, properti dan pelabuhan internasional. Perusahaan tersebut masuk dalam 40 perusahaan besar bertaraf internasional.

"Akhirnya kami beri gambaran kalau masyarakat Cirebon belum sadar hukum. Aparat juga bertindak dalam rangka memberikan kesadaran hukum kepada masyarakat. Saya yakin tidak ada maksud lain selain menegakkan aturan," tutur Baron.

Dia pun berharap kicauan para netizen mendapat tanggapan positif dari masyarakat luar Cirebon.

"Kami akui perkembangan teknologi pesat dan dunia sosial media menjadi bagian dari perkembangan daerah," ujar Baron.


Jadi Primadona


Cirebon saat ini menjadi daerah primadona untuk didatangi investor. Para investor asing, khususnya pengusaha Tiongkok, kata Baron, memang sedang mengincar Cirebon karena infrastruktur yang terbilang mulai lengkap untuk mendukung roda industri.
 
"Lihat saja tol sudah tersambung, bandara dalam proses pembangunan. Tinggal pelabuhan saja ini yang akan masuk, tapi karena sosmed akhirnya kami harus meyakinkan kembali," ucap Baron.

Pengusaha lokal juga tak kalah semangat mengintai Cirebon, terutama pengusaha lokal asal Jakarta.

Menurut Baron, hal itu lantaran Kota Cirebon dinilai lebih kondusif dari sisi tenaga kerja. Selain itu, UMK pun masih di angka Rp 1,5 juta, mendekati Rp 1,6 juta. Upah itu hanya setengah dari UMK Jakarta yang kini lebih dari Rp 3 juta.

"Pengusaha juga tidak mau rugi," ucap Baron.

Tanggapan Advokat

Pemberitaan dan meme netizen di sosial media 'Cirebon Kota Tilang' juga mendapat tanggapan dari sejumlah pengamat maupun ahli hukum. Salah satunya adalah Konsultan Hukum dan Advokat Ria Ariyanti.

Dia setuju dengan apa yang dilakukan pihak kepolisian menggelar razia dan penilangan pengendara di Cirebon.

"Mungkin, yang ramai di media sosial itu adalah oknum polisi yang meminta uang. Ketika ditemukan itu, silakan warga melapor kepada pimpinannya. Toh mereka nanti akan dikenakan sanksi oleh atasannya," kata Ria.

Ria berpendapat adanya operasi tilang baik untuk mewujudkan ketertiban lalu lintas. Kini tinggal bagaimana masyarakat bersikap apakah mau sadar hukum berlalu lintas atau tidak.

"Tujuan dilakukan operasi oleh kepolisian kan untuk mempersempit ruang kejahatan. Artinya, ini harus diluruskan. Dengan hebohnya Cirebon Kota Tilang di sosmed, kesannya seperti Cirebon tidak punya aturan," ucap dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya